Pernahkah kamu bertanya-tanya apa sih perbedaan antara jurusan sejarah dan arkeologi? Keduanya memang berkaitan dengan masa lalu, tapi ada perbedaan signifikan yang bikin keduanya unik dan menarik dengan cara masing-masing.
Jurusan sejarah itu lebih fokus pada studi tentang peristiwa, tokoh, dan budaya masa lalu dari berbagai sumber tertulis dan lisan. Di sini, kamu bakal mendalami dokumen-dokumen kuno, buku sejarah, dan berbagai catatan penting yang membantu kamu memahami bagaimana masyarakat zaman dulu hidup, berpikir, dan berinteraksi. Menjadi mahasiswa sejarah berarti kamu akan banyak berurusan dengan narasi dan interpretasi peristiwa yang membentuk dunia seperti yang kita kenal sekarang.
Sementara itu, arkeologi lebih banyak berkutat dengan benda-benda fisik yang ditemukan dari masa lalu. Jika kamu memilih jurusan ini, kamu akan sering terjun langsung ke lokasi penggalian, mencari artefak seperti peralatan kuno, pot, dan sisa-sisa bangunan. Arkeologi memberi kamu kesempatan untuk menggali langsung jejak-jejak kehidupan manusia melalui barang-barang yang tersisa dan menganalisisnya untuk mengungkap informasi tentang kebudayaan dan masyarakat yang telah lama hilang.
Fakta menariknya, meski keduanya berfokus pada masa lalu, arkeologi sering kali dianggap sebagai “saudara” dari sejarah. Banyak arkeolog yang memerlukan pengetahuan sejarah yang mendalam untuk menginterpretasikan temuan mereka dengan tepat. Di sisi lain, sejarawan juga sering kali memanfaatkan temuan arkeolog untuk mengisi kekosongan dalam catatan sejarah.
Jadi, jika kamu suka membaca dan menganalisis teks-teks kuno serta membangun cerita dari narasi sejarah, jurusan sejarah mungkin lebih cocok untukmu. Tapi jika kamu lebih tertarik pada penemuan benda-benda fisik dan memecahkan teka-teki sejarah melalui artefak, arkeologi bisa jadi pilihan yang seru. Kedua jurusan ini menawarkan cara yang berbeda namun sama-sama seru untuk menjelajahi masa lalu dan membangun pemahaman tentang bagaimana kehidupan manusia berkembang seiring waktu.