Seorang pria asal Brasil, Adriano Assis, selamat dari kecelakaan tragis pesawat Voepass Airlines. Keberuntungannya terjadi karena dia tertinggal pesawat yang akhirnya jatuh dan menewaskan semua penumpang. Assis, yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya di rumah sakit, menuju bandara domestik Cascavel di Sao Paulo untuk penerbangan pada Jumat (9/8) pukul 11.56 pagi waktu setempat. Saat tiba di loket sekitar pukul 9.40, tidak ada petugas yang melayani, sehingga ia menunggu sambil minum kopi.
Assis terus memantau layar keberangkatan untuk mencari informasi tentang penerbangannya dengan nomor 2283. Namun, ketika dia menyadari bahwa sudah pukul 10.30, antrian di loket mulai panjang. Pada pukul 10.40, petugas bandara mengatakan bahwa dia tidak bisa naik pesawat karena sudah terlambat satu jam sebelum keberangkatan.
Assis memohon kepada petugas agar diizinkan naik pesawat yang akan membawanya pulang ke Sao Paulo. Dia bahkan sempat berdebat dengan petugas, tetapi akhirnya petugas tetap tidak mengizinkannya naik. Tanpa disadari, keputusan petugas itu menyelamatkan nyawanya.
Pesawat ATR 72-500 milik maskapai Voepass yang berangkat dari Cascavel menuju bandara internasional Guarulhos di Sao Paulo jatuh di kota Vinhedo pada hari yang sama. Kecelakaan ini menewaskan semua 61 penumpang, termasuk 57 penumpang dan empat kru pesawat. Berdasarkan manifes penerbangan, Assis adalah penumpang ke-58 yang seharusnya ikut dalam penerbangan tersebut.
Setelah mengetahui kecelakaan tersebut, Assis langsung mencari petugas yang melarangnya naik pesawat. Ia memeluk petugas tersebut dengan rasa syukur. “Saya memeluknya karena dia melakukan tugasnya. Jika dia tidak melakukannya, mungkin saya tidak akan melakukan wawancara ini hari ini,” ucap Assis.
Dengan kejadian ini, Assis menyadari bahwa tindakan sederhana dari petugas bandara telah menyelamatkan hidupnya. Dia merasa beruntung dan bersyukur, meskipun awalnya sempat marah karena tertinggal pesawat.