Andrea Iannone kembali menjadi sorotan di dunia balap Superbike setelah empat tahun absen. Kepulangannya ke arena balap, dengan cepat menunjukkan hasil yang memuaskan, membuatnya menjadi pusat perhatian dalam bursa pembalap. Meski kini berkarier di Superbike, Iannone masih memiliki pandangan pada MotoGP untuk tahun 2025.
Iannone, yang kini berlaga bersama tim GoEleven di bawah naungan Ducati, merasakan kebahagiaan yang luar biasa saat kembali ke dunia balap. Dalam wawancara eksklusif dengan GPOne, ia menyatakan bahwa balap adalah 90% dari hidupnya. “Balap telah memberikan saya mimpi, namun juga mengenalkan pada kerasnya perjuangan. Saya senang dengan hidup saya saat ini dan berharap bisa terus berkompetisi di level tertinggi,” ungkap Iannone.
Musim ini menjadi awal baru bagi Iannone, di mana ia menghadapi berbagai tantangan di setiap sirkuit. Meskipun demikian, ia tetap puas dengan hasil yang diraih. “Saya masih merasa sebagai pembalap yang cepat. Di paruh kedua musim ini, kami akan berusaha untuk terus berkembang,” tambahnya.
Iannone memiliki impian besar untuk memenangkan gelar juara dunia, meski menyadari bahwa jalannya tidak akan mudah. “Saya adalah seorang pemimpi. Menang di kejuaraan dunia membutuhkan banyak faktor yang harus terjalin dengan baik,” ujar Iannone.
Di rumah, Iannone bekerja keras siang dan malam, mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk masa depannya. “Saya tahu masih bisa memberikan yang terbaik, namun kunci utamanya adalah menjadi bagian dari proyek yang solid,” jelas Iannone. Tahun ini, ia belajar banyak hal, memahami posisi dirinya saat ini dan menyusun rencana untuk masa depan.
Nama Iannone tak hanya berkibar di Superbike, tapi juga dalam bursa pembalap MotoGP. Rumor mengaitkannya dengan tim Pramac, namun masa depannya di MotoGP masih belum pasti. “Saya belum tahu apa yang akan terjadi di 2025. Segalanya masih sangat terbuka,” katanya. Iannone mengakui bahwa Ducati adalah prioritasnya, namun ia juga mempertimbangkan pilihan lain.
Meskipun Ducati menjadi pilihan utama, keberlanjutan Alvaro Bautista di tim pabrikan tampaknya menghambat peluang Iannone. “Saya telah menunggu lama untuk keputusan Ducati, namun kini saya harus mempertimbangkan pilihan lain,” kata Iannone. Ia tetap realistis mengenai masa depannya dan berpikir tentang kesempatan untuk meraih gelar juara dunia di tahun 2026-2027.
Rumor tentang ketertarikan dari Paolo Campinoti, bos Pramac, juga mencuat. Namun, Iannone merasa bahwa waktunya di MotoGP sudah berlalu. “Ketika usia sudah melewati batas tertentu, waktumu di MotoGP juga telah habis,” tutup Iannone.
Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, Iannone terus mengejar impiannya, baik di Superbike maupun di MotoGP. Masa depannya mungkin masih belum jelas, tapi satu hal yang pasti: Andrea Iannone masih berambisi untuk berada di puncak dunia balap.