Petinju asal Aljazair, Imane Khelif, berhasil meraih medali emas di kelas welter pada Jumat, setelah mengalahkan petinju asal China, Yang Liu. Kemenangan ini diraihnya meski menghadapi berbagai pertanyaan yang salah terkait gendernya. Di tengah sorak-sorai pendukung Aljazair di Stadion Roland-Garros, Khelif dinyatakan menang dengan keputusan bulat dari para juri. Sorak-sorai “allez Imane” dan “1, 2, 3 Algérie!” terdengar sepanjang pertarungan.
Setelah pertarungan, Khelif mengungkapkan kebahagiaannya. “Saya sangat senang, ini semua kehendak Tuhan, ini adalah impian saya!” katanya. Sepanjang pertarungan, para penggemar wanita Aljazair terdengar bersorak dengan “zaghrouta,” nyanyian khas yang bernada tinggi. Khelif mengaku mendengar dukungan dari para penggemarnya di Roland-Garros. “Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang di sini,” ujarnya sambil menunjuk ke arah penonton, “dan kepada masyarakat Aljazair yang datang mendukung saya, pelatih saya, dan Tim Aljazair.”
Para juri memberikan skor 10-9 untuk Khelif di setiap ronde. Usai kemenangan tersebut, seorang pria dari timnya mengangkat Khelif di atas pundaknya dan membawanya berkeliling lapangan dengan bendera Aljazair berkibar di atas kepalanya. Khelif mengatakan bahwa ia berhasil fokus pada tinju dan tidak memedulikan gangguan dari luar. “Saya sangat senang dengan penampilan saya. Pertarungan ini untuk kemenangan. Luar biasa. Saya telah berlatih selama delapan tahun di Amerika Serikat, Eropa, dan seluruh dunia untuk kemenangan ini. Kejuaraan Olimpiade! Terima kasih banyak!”
Kemenangan Khelif disambut hangat di tanah airnya, Aljazair. Presiden Abdelmadjid Tebboune menyampaikan kebanggaannya atas prestasi Khelif. “Kami semua bangga padamu, Imane, sebagai juara Olimpiade. Kemenanganmu hari ini milik Aljazair, dan emasmu adalah emas Aljazair,” ujarnya dalam sebuah pernyataan. Khelif kemudian memperlihatkan medali emasnya kepada kamera dan menyebut kemenangan ini sebagai puncak dari delapan tahun kerja kerasnya. “Hidup Aljazair. Aljazair pantas mendapatkan lebih dari sekadar medali,” katanya. “Saya menyebut ini sebagai medali kehormatan. Ini adalah medali kehormatan. Segala puji bagi Tuhan. Saya dedikasikan ini untuk seluruh dunia Arab.”
Namun, di balik kemenangan ini, Khelif bersama seorang petinju lainnya, Lin Yu-Ting dari Taipei, bertanding di tengah awan kontroversi. Setelah kemenangan awal Khelif atas Angela Carini, yang menyerah hanya setelah 46 detik, muncul kembali tuduhan pada 2023 yang dilontarkan oleh Asosiasi Tinju Internasional yang dipimpin Rusia. Tuduhan ini sebelumnya membuat Khelif dan Lin dikeluarkan dari kompetisi di New Delhi tahun lalu.