Lewatlah sudah hari-hari ketika menatap mata seseorang di seberang ruangan, atau menyentuh lengan seseorang, adalah cara utama untuk mengomunikasikan minat dan perasaan. Kini kencan dilakukan secara online, dan bahasa tubuh digital (DBL) menjadi penting dalam menjalin hubungan dengan calon pasangan. Pada artikel kali ini kami akan menjelaskan pentingnya dan cara membaca bahasa tubuh digital. Apakah Anda siap memasuki dunia kencan dan hubungan online? Ayo pergi! Apa itu bahasa tubuh digital? Semua perilaku fisik yang mengungkapkan pikiran, niat, dan perasaan disebut bahasa tubuh.
Hal ini mencakup ekspresi wajah, gerak tubuh, gerakan mata, sentuhan, bahkan postur tubuh. Demikian pula istilah “bahasa tubuh digital” mengacu pada cara kita berkomunikasi melalui layar kita. Ini bisa menggunakan platform kencan dan menggunakan emoji, tanda baca, panjang pesan, dan waktu respons karena melibatkan pembacaan yang tersirat dan menyimpulkan apa yang sebenarnya dimaksud orang. Berikut beberapa contoh bahasa tubuh digital yang patut anda pertimbangkan:
1. Mengirim Emoji. Ikon kecil yang lucu ini menambah emosi dan nada pada pesan teks. Emoji wajah tersenyum sederhana “smiley” dapat memperhalus pesan dan membuatnya tampak ramah atau mudah didekati, sedangkan “hati” mungkin menunjukkan cinta atau ketertarikan romantis. Di sisi lain, tidak adanya emoji bisa berarti formalitas atau jarak.
2. Tanda Baca. Cara kita menggunakan tanda baca dalam pesan kita juga dapat mengubah maknanya. Misalnya, tanda seru (!) dapat menunjukkan kegembiraan atau antusiasme, sedangkan elips (…) dapat menyiratkan keraguan atau pemikiran yang tidak jelas. Terlalu banyak tanda baca mungkin terkesan terlalu intens atau emosional.
3. Panjang Pesan. Seberapa banyak anda menulis dapat memberi tahu seseorang betapa tertariknya anda. Pesan yang panjang dan terperinci mencerminkan investasi dalam percakapan dan keinginan untuk mengetahui lebih banyak tentang orang lain; sedangkan balasan singkat biasanya menunjukkan ketidaktertarikan atau kurangnya waktu.
4. Waktu Respons. Ketika mempertimbangkan waktu respons sebagai bagian dari interpretasi bahasa tubuh digital, pikirkan apa yang bisa mereka katakan tentang tingkat perhatian orang tersebut terhadap anda. Misalnya, ketepatan menunjukkan keinginan, sedangkan penundaan menunjukkan kesibukan dengan hal lain (atau kurang tertarik). Namun demikian, selalu membalas secara instan mungkin dianggap sebagai keinginan yang berlebihan, atau bahkan putus asa.
5. Indikator Pengetikan. Melihat ketiga titik tersebut dapat menimbulkan antisipasi sebelum membaca suatu pesan. Jeda yang lama setelah melihatnya diikuti dengan pesan sebenarnya berarti seseorang meluangkan waktu memikirkan apa yang harus diketik selanjutnya. Namun ketika seseorang mengetik dengan cepat dan mengirimkan jawaban kembali segera setelah menerima SMS-WA, hal itu menunjukkan spontanitas ditambah dengan kegembiraan.
Tanda-tanda ini akan memberi anda gambaran tentang bagaimana perasaan mereka tentang aspek atau topik tertentu yang dibahas selama percakapan. Berikut beberapa tips membaca bahasa tubuh digital:
1. Selalu pertimbangkan di mana dan kapan percakapan terjadi. Misalnya, jika seseorang mengirim pesan singkat pada jam kerja, itu mungkin berarti dia sedang sibuk saat itu, bukannya tidak tertarik untuk berbicara dengan anda.
2. Perhatikan pola dan konsistensinya! Perhatikan seberapa sering hal-hal tertentu seperti emoji atau tanda seru digunakan dalam teks mereka selama ini hingga saat ini, hal ini dapat memberikan indikasi apakah keadaan telah berubah secara emosional atau tidak.
3. Perhatikan siapa yang paling banyak berbicara. Ketika dua orang terlibat dalam percakapan, apakah yang satu tampak lebih tertarik dibandingkan yang lain? Hal ini dapat menunjukkan kurangnya minat dari satu pihak, jika memang demikian maka ada kebutuhan untuk melanjutkan.
4. Terkadang keheningan berbicara lebih keras daripada kata-kata. Saat menghadapi perasaan anda, perhatikan setiap kali seseorang menghindari topik tertentu atau memberikan jawaban yang tidak jelas karena ini mungkin menandakan ketidaknyamanan dalam berbagi informasi pribadi dengan orang lain.