Bagi anak-anak pejuang kanker, rutinitas sehari-hari sering kali berpusat pada pengobatan yang melelahkan dan waktu bermain yang terbatas. Hal ini membuat orang tua kadang lupa bahwa anak-anak tersebut juga butuh kesempatan untuk bermain dan bersosialisasi.
Tyas Amalia, Ketua Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia, menekankan bahwa anak-anak pejuang kanker sering kali merasa tidak punya sarana untuk berbagi cerita dan bermain. “Kegiatan yang terbatas membuat anak jadi cepat bosan. Mereka butuh teman, apalagi di usia mereka yang seharusnya dihabiskan dengan bermain dan berinteraksi,” ujar Tyas saat diwawancarai Suara.com pada Rabu (10/7/2024).
Dampak Sosial Terbatas
Keterbatasan dalam kehidupan sosial dapat membuat anak-anak pejuang kanker menjadi lebih tertutup dan cenderung introvert. Padahal, pada usia anak-anak, interaksi sosial sangat penting untuk perkembangan mereka. “Keterbatasan ini menyebabkan mereka lebih cenderung introvert. Padahal, bermain dan bersosialisasi sangat wajar dan dibutuhkan di usia perkembangan anak,” lanjut Tyas.
Pentingnya Dukungan Sosial
Tyas menekankan bahwa anak-anak pejuang kanker memerlukan dukungan untuk melakukan berbagai kegiatan seperti bermain dengan teman-temannya. Dukungan ini tidak hanya berdampak positif bagi kesehatan mental mereka, tetapi juga pada kesehatan fisik. Anak-anak yang merasa bahagia dan didukung secara sosial cenderung lebih bersemangat menjalani pengobatan medis, yang bisa mempercepat proses penyembuhan mereka.
“Ketika anak-anak merasa senang, proses pengobatan di rumah sakit bisa berjalan lebih lancar. Misalnya, pengambilan sampel darah akan lebih mudah jika anak dalam suasana hati yang baik. Jadi, menjaga kesehatan psikososial anak sangat penting agar perawatan medis lebih efektif,” jelas Tyas.
Peran Orang Tua
Orang tua memiliki peran besar dalam mendukung perkembangan psikososial anak pejuang kanker. Mereka perlu memperhatikan minat dan perkembangan anak. Misalnya, jika anak sedang tertarik belajar membaca, orang tua bisa memberikan media yang mendukung minat tersebut, seperti buku atau alat bantu belajar lainnya.
“Orang tua harus melihat perkembangan anak. Jika anak suka belajar membaca, kita bisa memberikan media seperti buku ABC untuk mendukung perkembangan psikososial mereka. Atau jika anak suka bermain, kita bisa memberikan mainan yang sesuai,” pungkas Tyas.
Dengan memperhatikan kebutuhan sosial dan psikososial anak pejuang kanker, kita bisa membantu mereka tetap ceria dan bersemangat menjalani pengobatan. Dukungan dari keluarga, teman, dan lingkungan sekitar sangat penting untuk menjaga semangat juang si kecil.