Mengenal Hokky Situngkir, Ilmuwan Brilian yang Kini Menjabat Dirjen Aptika Kominfo

Pict by Wikipedia

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menunjuk Hokky Situngkir sebagai Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika (Aptika). Hokky menggantikan posisi Semuel Abrijani Pangerapan yang mundur setelah insiden peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya. Dalam siaran persnya, Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, melantik Hokky pada Jumat (19/7). Pelantikan ini berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 83/TPA Tahun 2024 tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Kementerian Kominfo, yang ditetapkan pada 16 Juli 2024.

Hokky lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara, pada 7 Februari 1978. Masa kecilnya dihabiskan di Medan sebelum berkuliah di Bandung, mengambil jurusan Elektro di ITB. Hokky merupakan pendiri Bandung Fe Institute, organisasi penelitian kompleksitas pertama di Indonesia. Pada 2009, Hokky bersama Rolan Dahlan menerbitkan buku “Fisika Batik”. Buku ini mengungkap hubungan erat antara fisika dan batik, menjelaskan karya seni rupa dua dimensi yang sudah lama ada. Bahkan, fisika batik bisa menjelaskan cara membaca pikiran para pembatik dari sudut pandang fisika.

Hokky menjelaskan bahwa batik memiliki dimensi matematis dalam lukisannya. “Ada perspektif, ada geometris. Geometri apa yang mereka gunakan? Apakah gaya melukisnya begitu ada model lalu digambar? Lalu kita pakai hipotesis, batik dilukis dengan fraktal. Dengan data sekitar 200-300 motif batik, kita hitung dimensi dan uji hipotesis,” jelas Hokky pada 2011, dikutip dari detikcom.

Fraktal adalah pola atau bentuk yang sangat kompleks namun berulang tak terhingga. Hokky dan peneliti lainnya di Bandung Fe Institute terkejut menemukan bahwa berbagai ribu motif batik memiliki geometri fraktal yang konsisten. Menurut Hokky, penggunaan fraktal ini terjadi secara tidak sadar. “Ketika melukis batik beda dengan menggambar lukisan. Lukisan memindahkan lanskap ke kanvas. Sedangkan batik mengisi selembar kain dengan cerita,” tambah Hokky.

Hokky juga pernah mendapat penghargaan Bakrie Award 2011 sebagai ilmuwan berprestasi. Sebelumnya, ia telah meraih lima penghargaan dari Business Innovation Center bersama Kementerian Riset dan Teknologi. Hokky juga beberapa kali tampil di konferensi ilmiah internasional.

Selain itu, Hokky pernah menjadi Penasihat bidang Teknologi Informasi untuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, dan Tenaga Ahli di Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Penelitiannya juga mendapat penghargaan “Most Prospective Innovations in Indonesia” (2009-2011) dari Kementerian Negara Riset & Teknologi. Hokky juga merupakan Ashoka Fellow sejak 2012.

Hokky mencatat rekor dunia Basis Data Batik secara Matematis dan Geometris dari Museum Rekor Indonesia (MURI) pada 2012, serta Penghargaan Nasional HaKI dari Menteri Negara Hukum dan HAM (2013). Ia juga meraih Penghargaan Perak dalam Ganesha Innovation Championship Award (GICA 2014) dari Ikatan Alumni ITB dan dinobatkan sebagai Tokoh Penemu Indonesia oleh Majalah Tempo pada 2012. Dengan berbagai prestasi dan kontribusinya, Hokky diharapkan dapat membawa perubahan positif sebagai Dirjen Aptika yang baru.

Populer video

Berita lainnya