Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) adalah gangguan mental yang sering kali muncul di masa remaja. Sebagai mahasiswa, kita perlu memahami cara mendukung teman atau diri kita sendiri jika menghadapi OCD. OCD ditandai dengan pikiran obsesif dan perilaku kompulsif yang berulang-ulang. Misalnya, seseorang bisa merasa harus mencuci tangan berkali-kali untuk menghilangkan rasa takut akan kuman.
Langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah mendidik diri tentang OCD. Mengetahui bahwa OCD bukanlah sekadar kebiasaan buruk, melainkan gangguan yang serius, bisa membantu kita lebih empatik. Cobalah membaca buku atau artikel tentang OCD, atau berbicara dengan profesional kesehatan mental.
Kamu juga bisa membantu dengan menawarkan dukungan emosional. Dengarkan tanpa menghakimi dan tawarkan bantuan praktis jika diperlukan. Misalnya, jika temanmu merasa kewalahan dengan rutinitas OCD-nya, kamu bisa menemani mereka saat menjalani terapi atau sekadar menawarkan diri untuk berbicara.
Selain itu, dorong temanmu untuk mencari bantuan profesional. Terapi kognitif-perilaku (CBT) telah terbukti efektif dalam mengatasi OCD. Seorang terapis bisa membantu mengidentifikasi pola pikir dan perilaku yang bermasalah serta memberikan strategi untuk mengatasinya.
Ingat, sebagai mahasiswa, kita memiliki peran penting dalam mendukung kesehatan mental satu sama lain. Dengan pengetahuan dan empati, kita bisa membantu teman-teman kita yang mengalami OCD untuk menjalani hidup yang lebih baik.