Sebuah video yang memperlihatkan sekelompok remaja perempuan menghina anak-anak Palestina tengah menjadi sorotan tajam di media sosial. Dalam video tersebut, lima remaja terlihat asyik menyantap makanan di sebuah restoran cepat saji pro-Israel. Namun, yang menjadi perhatian adalah tindakan mereka yang mengonsumsi makanan yang sedang diboikot, sambil melontarkan kata-kata yang sangat tidak pantas, yakni mengejek anak-anak Palestina.
Para remaja tersebut, sembari makan, terdengar mengeluarkan celetukan yang menghina. Salah satu di antaranya mengatakan, “Darah anak Palestina,” sambil tertawa terbahak-bahak. Temannya kemudian menimpali dengan berkata, “Daging anak Palestina,” disusul oleh ucapan lainnya, “Ini bukan saus. Darah anak Palestina.” Semua ini diucapkan sambil mereka tertawa dan bersenda gurau, tanpa menunjukkan sedikit pun rasa empati.
Video ini pertama kali diunggah di Instagram oleh akun @mimi.julid dan segera menjadi viral pada Senin, 10 Juni 2024. Reaksi dari warganet pun beragam, tetapi mayoritas memberikan kecaman keras terhadap tindakan remaja-remaja tersebut. Banyak yang menilai bahwa perilaku mereka menunjukkan kurangnya empati dan kemanusiaan. Komentar-komentar pedas pun membanjiri unggahan tersebut, dengan banyak yang menyebutkan bahwa remaja-remaja ini memiliki sikap yang sangat buruk dan tidak pantas.
Sementara itu, situasi di Palestina masih memprihatinkan. Hingga saat ini, warga Palestina terus menjadi sasaran serangan brutal dari militer Zionis Israel. Genosida yang dilakukan oleh Israel telah menyebabkan semakin banyaknya korban jiwa di kalangan warga Palestina. Menurut laporan terbaru dari Al Jazeera, sejak serangan yang dimulai pada Oktober lalu, tercatat sebanyak 37.084 warga Palestina telah meninggal dunia.
Perilaku remaja-remaja dalam video tersebut mencerminkan kurangnya kesadaran dan empati terhadap penderitaan orang lain, terutama dalam konteks konflik yang begitu kompleks dan menyedihkan seperti yang terjadi di Palestina. Video ini tidak hanya menunjukkan ketidaksensitifan mereka, tetapi juga membuka diskusi lebih luas mengenai bagaimana generasi muda harus diajarkan untuk memahami dan menghormati penderitaan dan hak asasi manusia.
Dengan viralnya video ini, semoga menjadi pelajaran bagi banyak orang tentang pentingnya empati dan penghormatan terhadap sesama manusia, tanpa memandang latar belakang atau situasi politik yang terjadi. Perilaku mengejek dan merendahkan seperti ini tidak hanya mencederai hati mereka yang menjadi korban, tetapi juga mencerminkan moralitas dan nilai-nilai yang diajarkan dalam masyarakat. Harapan besar kita adalah generasi muda dapat belajar dari insiden ini dan tumbuh menjadi individu yang lebih bijak dan berempati.