Djoko Setijowarno, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, menggarisbawahi urgensi peremajaan armada kapal di Indonesia, terutama setelah insiden kebakaran yang menimpa KM Umsini. Menurutnya, kapal-kapal tersebut memiliki peran vital dalam mendukung konektivitas masyarakat, terutama di wilayah Indonesia bagian timur dan pulau-pulau kecil yang sulit dijangkau oleh pesawat.
Joko menjelaskan bahwa KM Umsini, yang telah berusia 39 tahun, sudah waktunya untuk diganti. Untuk itu, pada tahun ini, pemerintah telah menyediakan penyertaan modal negara (PMN) kepada PT Pelni untuk pembelian kapal-kapal baru. “Saya kira tidak ada salahnya kalau itu diberikan PMN untuk membeli kapal-kapal baru,” kata Djoko.
Peristiwa kebakaran KM Umsini terjadi saat kapal bersandar di Pelabuhan Makassar pada Minggu (9/6). Kapal tersebut melakukan perjalanan dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan rute meliputi Flores, Lewoleba, Larangtuka Maumere, Baubau, Makassar, Surabaya, dan Jakarta, membawa 1.677 penumpang. Akibatnya, PT Pelni terpaksa mengalihkan penumpang ke kapal lain.
Namun, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 4 memastikan bahwa kejadian tersebut tidak mengganggu operasional Pelabuhan Makassar. Iwan Sjarifuddin, General Manager Pelindo Regional 4 Makassar, menegaskan bahwa kebakaran KM Umsini tidak mengganggu aktivitas keluar masuk kapal di Pelabuhan Makassar.
“Saat ini, berdasarkan informasi dari Pelni, terdapat sekitar 400 penumpang yang akan menuju Surabaya, sementara sisanya sekitar 1.000 orang masih menunggu untuk perjalanan lanjutan menuju Jakarta dan Kijang,” ungkap Iwan.
Dengan adanya peremajaan armada kapal laut, diharapkan konektivitas antar-pulau di Indonesia dapat terus ditingkatkan, memfasilitasi mobilitas masyarakat serta mendukung pertumbuhan ekonomi regional. Komitmen pemerintah untuk menyediakan PMN menjadi langkah penting dalam memastikan keberlangsungan transportasi laut yang aman dan efisien.3.5