Hal-hal yang Perlu Dihindari Ketika Menulis Kisah dari Orang Lain

Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp
Pict by: Unsplash

Menulis kisah dari pengalaman orang lain bisa menjadi tugas yang menantang dan memerlukan kehati-hatian. Ketika kamu memutuskan untuk menceritakan kisah seseorang, ada banyak aspek yang perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa cerita tersebut disampaikan dengan hormat dan akurat. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dihindari ketika menulis kisah dari orang lain:

1. Mengabaikan Izin dan Persetujuan

Salah satu kesalahan terbesar yang bisa dilakukan adalah menulis dan mempublikasikan kisah seseorang tanpa izin dan persetujuan mereka. Sebelum mulai menulis, pastikan untuk mendapatkan izin dari narasumber. Diskusikan maksud dan tujuan penulisan serta bagaimana cerita tersebut akan digunakan. Mengabaikan hal ini dapat menyebabkan pelanggaran privasi dan kepercayaan.

2. Mengubah Fakta dan Detail

Meskipun menambahkan elemen fiksi untuk memperkaya cerita bisa menarik, mengubah fakta dan detail utama dari kisah asli tanpa izin dapat merusak integritas cerita dan kepercayaan narasumber. Hindari mengubah elemen penting dari pengalaman mereka. Jika ada kebutuhan untuk modifikasi, pastikan untuk mendiskusikannya dengan narasumber dan mendapatkan persetujuan mereka.

3. Mengabaikan Konteks Emosional

Menulis tentang pengalaman orang lain tanpa memperhatikan konteks emosional bisa membuat cerita terasa datar dan tidak autentik. Hindari menggambarkan peristiwa hanya sebagai serangkaian fakta tanpa menambahkan emosi dan perasaan yang dirasakan oleh narasumber. Ingat bahwa emosi adalah elemen penting yang membuat cerita hidup dan menyentuh hati pembaca.

4. Tidak Menjaga Kerahasiaan dan Privasi

Ketika menulis kisah orang lain, sangat penting untuk menjaga kerahasiaan dan privasi mereka. Jangan mengungkapkan informasi pribadi atau sensitif yang dapat mengidentifikasi narasumber tanpa izin mereka. Pertimbangkan untuk menggunakan nama samaran atau mengubah detail yang tidak esensial untuk melindungi identitas mereka.

5. Menilai dan Menghakimi

Hindari menilai atau menghakimi narasumber dan pengalaman mereka dalam tulisan kamu. Tugas kamu adalah untuk menceritakan kisah mereka, bukan untuk memberikan penilaian. Biarkan pembaca yang menilai sendiri cerita tersebut. Menyertakan opini pribadi yang menghakimi dapat merusak objektivitas dan integritas cerita.

6. Melupakan Perspektif Narasumber

Menulis kisah dari sudut pandang kamu sendiri tanpa mempertimbangkan perspektif narasumber dapat menyebabkan cerita kehilangan keautentikan. Cobalah untuk melihat dunia melalui mata narasumber dan menggambarkan peristiwa sebagaimana mereka mengalaminya. Ini akan memberikan kedalaman dan keaslian pada cerita kamu.

7. Mengabaikan Sensitivitas Budaya

Saat menulis kisah dari orang lain, terutama dari latar belakang budaya yang berbeda, penting untuk menghormati dan memahami konteks budaya mereka. Hindari stereotip dan generalisasi yang dapat menyinggung atau merendahkan narasumber. Lakukan riset yang memadai dan pastikan kamu memahami konteks budaya sebelum menulis cerita.

8. Tidak Meminta Umpan Balik

Setelah menulis kisah, hindari langsung mempublikasikannya tanpa meminta umpan balik dari narasumber. Tanyakan apakah mereka merasa cerita tersebut akurat dan adil dalam mewakili pengalaman mereka. Umpan balik ini penting untuk memastikan bahwa cerita yang kamu tulis benar-benar mencerminkan apa yang dialami oleh narasumber.

9. Menggunakan Kisah untuk Keuntungan Pribadi

Menggunakan kisah orang lain semata-mata untuk keuntungan pribadi atau popularitas bisa merusak hubungan dengan narasumber dan menghancurkan reputasi kamu sebagai penulis. Pastikan motivasi kamu dalam menulis cerita adalah untuk menceritakan pengalaman berharga dan memberikan suara kepada narasumber, bukan hanya untuk keuntungan pribadi.

Menulis kisah dari pengalaman orang lain memerlukan kepekaan, empati, dan tanggung jawab. Hindari mengabaikan izin, mengubah fakta, dan mengabaikan konteks emosional. Jaga kerahasiaan dan privasi narasumber, serta hindari menilai atau menghakimi. Dengan memperhatikan hal-hal ini, kamu dapat menulis cerita yang autentik, menghormati narasumber, dan memberikan dampak positif bagi pembaca. Selalu ingat bahwa setiap kisah adalah berharga dan layak diceritakan dengan penuh integritas dan rasa hormat.