Seorang atasan yang micromanager biasanya menunjukkan beberapa tanda atau ciri-ciri yang bisa dikenali. Berikut adalah beberapa ciri-ciri umum dari seorang micromanager:
1. Kontrol Berlebihan:
– Secara konstan memantau dan mengawasi pekerjaan karyawan.
– Mengharuskan karyawan untuk melaporkan setiap detail kecil dari pekerjaan mereka.
2. Delegasi yang Minim:
– Enggan mendelegasikan tugas dan tanggung jawab.
– Lebih suka menangani sendiri sebagian besar tugas, meskipun itu bisa dilakukan oleh orang lain.
3. Instruksi Detil dan Mendetail:
– Memberikan instruksi yang sangat rinci dan spesifik tentang cara melakukan setiap tugas.
– Tidak memberikan ruang bagi karyawan untuk mengambil inisiatif atau membuat keputusan sendiri.
4. Kurangnya Kepercayaan:
– Menunjukkan kurangnya kepercayaan pada kemampuan karyawan.
– Sering mempertanyakan keputusan dan metode yang digunakan oleh karyawan.
5. Mengabaikan Masukan Karyawan:
– Tidak mendengarkan atau menghargai masukan dan ide-ide dari karyawan.
– Cenderung mengabaikan saran dan solusi yang diajukan oleh tim.
6. Revisi dan Koreksi yang Berlebihan:
– Terus-menerus mengoreksi dan merevisi pekerjaan karyawan, bahkan untuk hal-hal kecil.
– Menghabiskan banyak waktu untuk mengedit atau mengubah hasil pekerjaan tanpa alasan yang jelas.
7. Keterlibatan dalam Setiap Proses:
– Terlibat dalam setiap detail dari proses kerja, termasuk tugas-tugas kecil yang seharusnya bisa dikelola oleh karyawan.
– Sering kali ikut campur dalam pekerjaan sehari-hari karyawan.
8. Tidak Pernah Puas:
– Jarang merasa puas dengan hasil kerja karyawan.
– Sering memberi kritik dan jarang memberikan pujian atau pengakuan atas pekerjaan yang baik.
9. Menghambat Inovasi:
– Menjadi penghalang bagi kreativitas dan inovasi karena cenderung berpegang pada cara-cara lama yang sudah terbukti, meskipun mungkin tidak lagi efektif.
10. Komunikasi Satu Arah:
– Cenderung mengarahkan komunikasi satu arah, dari atas ke bawah, tanpa memberikan kesempatan bagi dialog atau diskusi terbuka.
Atasan yang micromanage dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat, di mana karyawan merasa kurang dihargai, tidak dipercaya, dan tidak memiliki otonomi dalam pekerjaan mereka. Mengatasi micromanagement memerlukan upaya sadar dari atasan untuk mempercayai karyawan, mendelegasikan tugas secara efektif, dan fokus pada hasil daripada proses detail.