“(500) Days of Summer” adalah film drama komedi romantis yang dirilis pada tahun 2009, disutradarai oleh Marc Webb. Film ini mengisahkan tentang hubungan antara Tom Hansen (Joseph Gordon-Levitt) dan Summer Finn (Zooey Deschanel). Berbeda dari kisah cinta konvensional, film ini menyajikan alur non-linier yang menggambarkan naik turunnya hubungan mereka selama 500 hari, mulai dari pertemuan pertama hingga perpisahan. Dengan pendekatan naratif yang unik, penggunaan warna yang simbolis, dan soundtrack yang ikonik, “(500) Days of Summer” mengeksplorasi tema cinta, harapan, dan kenyataan dalam hubungan romantis, sekaligus mengajak penonton untuk merenungkan makna sejati dari mencintai seseorang.
1. Membuatmu Merenungkan Makna Cinta
“(500) Days of Summer” menghadirkan sebuah kisah yang membuat penonton bertanya-tanya tentang arti sejati dari mencintai seseorang. Tokoh utama, Tom, akhirnya menyadari bahwa dia sebenarnya hanya menyukai Summer saat mereka bersenang-senang bersama, tetapi tidak mampu menghadapi dinamika dan masalah yang muncul dalam hubungan mereka. Cinta, menurut film ini, adalah kemampuan untuk menghadapi semua masalah bersama, mencari jalan keluarnya, dan bertahan dalam berbagai situasi. Apa definisi cinta menurut Anda?
2. Penggunaan Warna yang Bermakna
Jika Anda menonton film ini, Anda akan melihat penggunaan warna yang kontras antara karakter Tom dan Summer. Tom sering digambarkan dengan nuansa warna coklat, sementara Summer dengan nuansa warna biru. Salah satu adegan yang mencolok adalah ketika Tom, yang merasa sangat bahagia karena hubungannya dengan Summer, menari saat berangkat kerja. Dalam adegan itu, semua orang di sekitarnya mengenakan busana berwarna biru, sedangkan Tom tetap dengan warna coklatnya. Ini melambangkan bahwa Tom telah berhasil memasuki dunia Summer.
3. Alur Cerita yang Non-Linier
Salah satu daya tarik utama “(500) Days of Summer” adalah alur ceritanya yang non-linier. Film ini tidak mengikuti urutan waktu yang lurus, melainkan melompat-lompat antara momen-momen berbeda dalam 500 hari hubungan Tom dan Summer. Pendekatan ini tidak hanya memberikan perspektif yang segar dan menarik tetapi juga membantu penonton memahami dinamika dan perkembangan hubungan mereka dari berbagai sudut pandang.
4. Bahan Debat Tentang Siapa yang Bersalah
Setelah menonton film ini, banyak penonton terlibat dalam perdebatan tentang siapa yang sebenarnya ‘jahat’ dalam hubungan ini. Ada yang berpendapat bahwa Tom adalah pihak yang salah karena dia terlalu banyak berharap pada Summer, yang sejak awal sudah menyatakan tidak ingin berkomitmen. Tom langsung jatuh cinta, sementara Summer hanya menganggap cinta sebagai sebuah fiksi. Film ini mengajak penonton untuk merenungkan dan mendiskusikan perbedaan pandangan tentang cinta dan harapan dalam hubungan.
5. “I Love The Smiths”
Salah satu adegan paling ikonik dalam film ini adalah ketika Tom dan Summer berada di dalam lift, dan Summer mengatakan, “I love The Smiths.” Pada saat itu juga, Tom jatuh cinta pada Summer. Soundtrack film ini dipenuhi dengan lagu-lagu dari band asal Inggris, The Smiths. Popularitas film ini juga turut meningkatkan minat terhadap musik The Smiths, membuat band tersebut kembali diperbincangkan banyak orang.
Kesimpulan
“(500) Days of Summer” adalah film yang menawarkan lebih dari sekadar kisah cinta biasa. Dengan penggambaran karakter yang mendalam, penggunaan warna yang bermakna, alur cerita yang non-linier, dan soundtrack yang ikonik, film ini memberikan pengalaman menonton yang unik dan mengesankan. Setelah menonton, Anda tidak hanya akan merenungkan makna cinta, tetapi juga mungkin terlibat dalam perdebatan menarik tentang hubungan Tom dan Summer. Jadi, pastikan untuk menonton film ini dan nikmati perjalanan emosional yang ditawarkannya!