Tawaf hanya bisa di Ka’bah. Ini Jenis-jenis dan Tata Caranya.

pic by: Aji Prasetyo

Tawaf adalah satu-satunya ibadah dalam islam yang hanya bisa dilakukan di satu tempat saja, yaitu Masjidil Haram. Tawaf, yaitu ibadah mengelilingi ka’bah 7 (tujuh) kali, ada tiga macam dalam ibadah haji. Tiga jenis tawaf itu adalah Tawaf Qudum, Tawaf Ifadhah, dan Tawaf Wada’. Berikut adalah perbedaan antara ketiganya:

  1. Tawaf Qudum: Ini adalah tawaf yang dilakukan oleh jamaah saat tiba di Makkah untuk melaksanakan ibadah haji. Tawaf Qudum dilakukan sebelum melakukan wuquf di Arafah. Tujuannya adalah menjenguk Ka’bah sebelum memulai rangkaian ibadah haji yang utama. Tawaf Qudum tidak menjadi syarat sahnya ibadah haji, tetapi disunahkan untuk dilakukan oleh jamaah yang datang dari luar Makkah sebelum memulai wuquf di Arafah.
  2. Tawaf Ifadhah: Tawaf Ifadhah adalah tawaf yang dilakukan setelah menjalankan wuquf di Arafah dan menginap di Muzdalifah. Setelah itu, jamaah kembali ke Makkah untuk melaksanakan Tawaf Ifadhah. Tawaf ini merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan. Tawaf Ifadhah juga disebut Tawaf Haji karena merupakan bagian dari pelaksanaan ibadah haji yang utama.
  3. Tawaf Wada’: Tawaf Wada’ adalah tawaf perpisahan yang dilakukan sebelum meninggalkan Makkah setelah menyelesaikan semua rukun haji dan ibadah-ibadah lainnya. Tawaf ini dilakukan sebelum jamaah meninggalkan Makkah untuk kembali ke kampung halaman masing-masing. Tawaf Wada’ merupakan sunnah muakkadah (sunnah yang sangat ditekankan) bagi jamaah yang melaksanakan ibadah haji atau umrah. Tawaf Wada’ menandai berakhirnya perjalanan ibadah haji dan merupakan momen perpisahan dengan Ka’bah.

Selain itu, ada jenis tawaf yang biasanya dilakukan kapan saja, di luar musim haji. Tawaf ini bisa dilakukan saat ibadah umrah atau sesudahnya.

  1. Tawaf Umrah: Ini adalah tawaf yang dilakukan sebagai bagian dari ibadah umrah. Setelah memasuki Masjid al-Haram di Makkah, jamaah melakukan tujuh putaran mengelilingi Ka’bah dalam tawaf umrah. Tawaf umrah biasanya diikuti oleh sa’i, yaitu berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah.
  2. Tawaf Nafl atau Tawaf Sunnah: Tawaf Nafl adalah tawaf yang dilakukan sebagai ibadah sunnah atau tambahan atas kemauan individu. Tawaf Nafl bisa dilakukan setiap saat kecuali saat waktu-waktu yang dilarang melakukan ibadah tawaf.

Lalu seperti apa tata cara tawaf? Pada intinya tawaf adalah mengelilingi ka’bah. Sedangkan untuk tata cara tawaf adalah seperti berikut:

  • Niat: Seorang jamaah harus memiliki niat yang tulus dan jelas untuk melaksanakan tawaf. Niat ini sebaiknya dilakukan di dalam hati sebelum memulai tawaf.
  • Berwudhu: Sebelum memulai tawaf, jamaah harus berwudhu atau mandi junub jika diperlukan, sesuai dengan keadaan masing-masing. Berwudhu sendiri sebagai salah satu rukun untuk mensucikan diri dari hadas.
  • Memulai di Hajar Aswad: Jamaah harus mulai berputar mengelilingi Ka’bah jadi tawaf harus dimulai dan diakhiri di sisi Hajar Aswad (batu hitam). Sebelum memulai tawaf, jamaah berdiri di sisi Hajar Aswad (ditandai dengan lampu hijau di sisi kanan bagian bangunan Masjidil Haram) dan berniat dalam hati untuk memulai tawaf.
  • Tujuh Putaran: Tawaf harus terdiri dari tujuh putaran mengelilingi Ka’bah. Setiap putaran dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir kembali di Hajar Aswad. Sambil berjalan, jamaah bisa berdoa dan mengucapkan istighfar atau membaca dzikir lainnya.
  • Berjalan berlawanan arah Jarum Jam: Jamaah harus berjalan berlawanan arah jarum jam untuk mengelilingi Ka’bah selama tawaf. Bagian luar Ka’bah harus berada di sebelah kiri jamaah sepanjang tawaf.
  • Istilam atau Menyentuh atau Mencium Hajar Aswad (jika memungkinkan): Jika memungkinkan dan aman untuk dilakukan, jamaah disarankan untuk mencoba menyentuh atau mencium Hajar Aswad setiap kali melewati sudut yang menandai awal putaran. Perlu diingat kalau proses istilam ini kalau sampai menyakiti diri sendiri dan orang lain, akan menjadi haram hukumnya. Jika tidak memungkinkan, jamaah bisa menyapa dan mencium dari jarak jauh dengan membaca:

بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَر

Bismillahi wallahu akbar (3 kali)

Artinya: Dengan nama Allah, Allah maha besar.

  • Mengucapkan Doa atau Dzikir: Jamaah dianjurkan untuk berdoa, membaca Al-Quran, atau mengucapkan dzikir lainnya sambil berjalan mengelilingi Ka’bah. Saat tiba di rukun Yamani (sudut ka’bah sebelum Hajar Aswad) jamaah dianjurkan membaca doa yang dikenal dengan doa “sapu jagad”, yaitu:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Robbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah, wa fil aakhiroti hasanah, wa qinaa ‘adzaaban-naar.

Artinya: Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari adzab neraka.

  • Shalat Dua Rakaat: Setelah selesai tawaf, jamaah dianjurkan untuk melakukan shalat dua rakaat di depan Maqam Ibrahim atau di tempat lain yang memungkinkan asal searah dengan ka’bah dan maqam. Setelah sholat dianjurkan untuk segera pindah dan memberi tempat untuk jamaah lain. Surat yang dianjurkan saat sholat ini-pun juga bukan surat yang panjang, yaitu Al Kafiruun dan Al-Ikhlas.

Demikianlah tata cara tawaf yang harus dilaksanakan dengan penuh kekhusyukan dan penghormatan saat melaksanakan ibadah tawaf di Masjid al-Haram.

Populer video

Berita lainnya