Evolusi Fashion Periode Tahun 1970-an

Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp
https://www.herworld.co.id/gallery/images/Fashion_1-2.jpeg

Tahun 1970-an menjadi periode yang paling berkesan dan membekas sepanjang sejarah fashion. Era ini dianggap sebagai puncak perubahan sosial, budaya, dan politik. Para desainer merespon perubahan tersebut dengan memunculkan mode gaya pakaian yang cerita, berani, penuh ekspresi dan unik.

Dilansir dari IDN, pada periode ini lahir gerakan sosial yang secara signfikan, munculnya tokoh-tokoh representatif dengan atributnya, dan perkembangan teknologi. Misalnya, David Bowie yang menginspirasi mode glam rock avant-garde sampai kehadiran Farrah Fawcet yang memberikan tren gaya rambut.

Apa saja yang melatarbelakangi perubahan di tahun 1970-an?

1. Perkembangan Gaya Hippie B

Dilansir dari Her World Indonesia, beberapa sumber mengindikasikan bahwa arah mode pada awal 1970an dipengaruhi oleh gaya hippie yang awalnya muncul sebagai subkultur di Amerika pada akhir 1960an. Asalnya dari kelompok mahasiswa muda yang merasa asing dengan norma-norma materialistik dan penindasan dalam masyarakat kelas menengah. Para anggota gerakan hippie kemudian mengembangkan gaya hidup eksperimental yang menunjukkan minat yang besar pada seni. Secara keseluruhan, gaya ini mencerminkan semangat bebas dan non-konformitas, terlihat dalam kesukaan mereka terhadap musik psychedelic rock dan penggunaan obat-obatan terlarang untuk memperluas pikiran. Budaya hippie juga sering kali mencampurkan elemen-elemen dari budaya non-Barat seperti Asia Barat, Afrika, Meksiko, dan India.

2. Gerakan Feminis Bertambah Kuat Pada dekade 1970-an

Gerakan feminis di Amerika Serikat dikenal sebagai “second-wave feminist”. Saat itu, banyak perempuan yang kembali aktif dalam perjuangan hak kesetaraan gender, termasuk advokasi untuk pengesahan ERA (Equal Rights Amendment) yang telah sulit disetujui sejak tahun 1923 hingga 1970. Selain di Amerika, gerakan feminis ini juga memperoleh dukungan di negara-negara besar lain seperti Inggris. Maraknya perdebatan tentang kesetaraan gender pada masa itu turut mempengaruhi mode berpakaian. Perempuan mulai memilih pakaian yang tidak membatasi gerakan mereka dan lebih memilih gaya yang praktis dan nyaman. Pemakaian celana panjang, jumpsuit, dan blazer yang terinspirasi dari busana pria menjadi populer. Ini mencerminkan semangat kesetaraan gender serta aspirasi perempuan untuk mendapatkan peran yang lebih dominan dalam

3. Muncul dan Matinya Bahan Polyester.

Penggunaan kain sintetis semakin meluas selama periode sepuluh tahun tersebut. Penggunaan kain sintetis juga membuat gaun-gaun modis menjadi lebih terjangkau secara finansial. Gaun-gaun poliester sangat diminati pada masa itu karena kemampuannya yang tahan kerut dan noda. Selain itu, gaun-gaun ini cocok bagi mereka yang menyukai warna-warna cerah dan berani, dengan bahan spandeks yang elastis dan memeluk tubuh dengan sempurna. Jumpsuit vinyl merupakan salah satu tren mode yang banyak ingin dilupakan, karena merupakan bagian dari gaya disko yang dihiasi dengan rhinestones dan payet. Namun, tren poliester juga menghadapi banyak kritik pada masa itu, termasuk keluhan tentang kenyamanan yang rendah karena bau, panas, dan licin. Selain itu, bahan poliester dianggap tidak ramah lingkungan dan kurang diminati oleh generasi muda karena sering dikaitkan dengan gaya yang lebih tua.

Populer video

Berita lainnya