Celebrithink.com – Stres dapat memengaruhi susasani, waktu tidur, energi, dan menurunkan nafsu makan seseorang. Sementara anak remaja yang sedang stres umumnya cenderung mencoba memecahkan masalahnya sendiri. Setelah gagal mengatasinya, ia mungkin akan menangis dan merasa dunia seperti akan berakhir.
Tanda-tanda lain yang bisa diamati orang tua ketika anak remajanya sedang mengalami stres seperti bertingkah tidak biasa, menarik diri dari pertemanan dan aktivitas yang disukai, lebih banyak atau lebih sedikit makan, hingga menolak untuk berpartisipasi dalam aktivitas sebelumnya disukai. Nah melansir laman halodoc, berikut sejumlah faktor pemicu stres pada anak remaja.
Sosial media
Di samping sisi positif penggunaan sosial media yang memudahkan seseorang mendapat informasi, penggunaannya yang tidak bijak justru menghabiskan waktu, menurunkan kepercayaan diri, menyebabkan stres hingga kecemasan.
Apalagi bagi remaja yang mengalami cyberbullying atau takut ketinggalan berita yang biasa disebut fenomena fear of missing out (FOMO). Menggunakan sosial media secara terus menerus dapat menyebabkan stres ketika anak menemukan berita atau informasi tertentu.
Terlalu sibuk berkegiatan
Kegiatan seperti olahraga, musik, tari, dan seni seharusnya menghilangkan stres, bukan menambahnya. Namun, kegiatan yang terlalu banyak ini bisa menyita waktunya. Alhasil, anak tidak memiliki waktu luang untuk beristirahat dan berujung stres.
Orang tua terlalu protektif
Wajar bila orang tua ingin memastikan anaknya tidak kesulitan dan terhindar dari rasa sakit. Namun secara tidak sadar, perilaku protektif yang dilakukan orang tua justru mengekang anak. Bukannya merasa nyaman, anak justru merasa terganggu dan stres.
Pandemi
Tidak dipungkiri bahwa pandemi COVID-19 telah mengubah kehidupan anak remaja. Akibatnya, mereka mengalami banyak ketidakpastian dalam hidup. Mulai dari bersekolah hingga bersosialisasi dengan teman-temannya terpengaruh. Seluruh ketidakpastian ini kemudian menimbulkan stres dan kecemasan.