Kritik Bung Towel pada Shin Tae-yong Picu Balasan

Pict by Instagram

Celebrithink.com – Kritik Bung Towel Kembali Mengundang Sorotan

Pengamat sepak bola, Tommy Welly, atau yang dikenal sebagai Bung Towel, kembali melayangkan kritik kepada mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (STY). Kritik ini menarik perhatian publik setelah mendapat respons dari Jeong Seok-seo, mantan penerjemah Shin Tae-yong.

Sindiran Bung Towel di Media Sosial

Baru-baru ini, Bung Towel mengunggah sebuah sindiran melalui Instagram Story. Ia menyindir STY yang sedang mempromosikan produk kuliner dengan komentar, “Memang cocoknya jualan,” lengkap dengan emoticon tertawa.

Unggahan ini menuai respons dari Jeje, yang merasa komentar tersebut sudah melewati batas. Netizen pun ikut bereaksi, menganggap Bung Towel menyerang ranah pribadi STY.

Balasan Tegas dari Jeje

Jeong Seok-seo, yang pernah menjadi penerjemah STY di Timnas Indonesia, tak tinggal diam. Lewat akun Instagram-nya, Jeje menyampaikan balasan yang tegas kepada Bung Towel.

“Saya tidak balas anda bukan karena saya tidak punya mulut atau di posisi tidak benar. Tolong jaga etika sama beliau setidaknya,” tulis Jeje pada Senin, 13 Januari 2025.

Jeje juga mempertanyakan tujuan Bung Towel yang terus melontarkan kritik, meskipun STY sudah tidak lagi melatih Timnas Indonesia.

Riwayat Kritik Bung Towel terhadap Shin Tae-yong

Bung Towel dikenal sebagai salah satu pengamat sepak bola yang paling vokal terhadap STY selama masa kepelatihannya di Timnas Indonesia. Ia kerap menyuarakan pendapat bahwa STY tidak cocok menangani tim dan meminta PSSI segera mencari pengganti.

Kini, posisi Shin Tae-yong telah digantikan oleh Patrick Kluivert. Mantan pelatih timnas Curacao itu telah resmi menjabat sebagai pelatih baru Timnas Indonesia dengan kontrak dua tahun dan opsi perpanjangan.

Perspektif Baru: Perlukah Kritik Disampaikan secara Etis?

Kritik adalah bagian penting dalam dunia sepak bola, terutama dari pengamat berpengalaman. Namun, kritik juga perlu disampaikan dengan cara yang etis dan membangun. Serangan terhadap hal-hal personal justru bisa menciptakan kesalahpahaman dan konflik yang tidak perlu.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa di tengah kebebasan berpendapat, menjaga etika komunikasi tetap menjadi prioritas.

Populer video

Berita lainnya