Akhir Kasus Pembunuhan Balita di Bekasi

by kumparan

Celebrithink.com – Kasus pembunuhan balita di Bekasi menguak kisah tragis yang melibatkan orang tua yang seharusnya melindungi anaknya. Kejadian yang terjadi pada awal Januari 2025 ini mengundang perhatian publik, dengan fakta bahwa pelaku adalah orang tua dari korban itu sendiri. Pembunuhan ini terjadi di tengah kehidupan penuh perjuangan, dan kejadiannya semakin mencerminkan dampak buruk dari eksploitasi sosial yang dialami korban.

Kronologi Pembunuhan Balita

Pada malam 5 Januari 2025, balita berusia 3-4 tahun pergi bersama ibunya, SD, ke minimarket yang sering digunakan oleh pasangan pelaku, AZR dan SD, untuk mengemis. Ketika korban muntah setelah meminum susu, sebuah teguran dari pegawai minimarket membuat AZR marah besar. Ketegangan itu berlanjut hingga pukul 22.30 WIB, ketika mereka tiba di sebuah ruko kosong di Tambun Selatan. Di sana, AZR menganiaya anaknya dengan cara memukul, menendang, dan menampar korban hingga pingsan.

Upaya Pelaku Menghindari Tanggung Jawab

Setelah melihat anaknya tak sadarkan diri, AZR dan SD hanya berharap sang anak bisa siuman keesokan hari. Namun, ketika korban tidak bangun pada pagi hari, mereka menyadari bahwa anak tersebut telah meninggal. Jasadnya dibungkus dengan kain sarung, dan mereka berdua melarikan diri ke Karawang. Meski demikian, seorang saksi melihat kejadian itu dan melaporkannya kepada polisi. Pada 8 Januari 2025, polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku di sebuah SPBU di Karawang.

Motif Pembunuhan Balita

Motif di balik tindakan kejam ini ternyata cukup sederhana namun mencengangkan. AZR dan SD terpicu emosinya setelah ditegur oleh pegawai minimarket karena anak mereka muntah di lokasi tersebut. Teguran itu membuat AZR sangat marah, dan ia kemudian melampiaskan kemarahan itu pada anaknya, yang berujung pada pembunuhan sadis.

Eksploitasi Anak dan Ketidakmampuan Orang Tua

Selain pembunuhan, tindakan kedua pelaku juga menunjukkan eksploitasi terhadap anak mereka. Korban sering dibawa bersama orang tuanya saat mereka mengemis. Kegiatan mengemis ini membuat mereka berpindah-pindah tempat tinggal, dengan tidak ada kehidupan yang stabil untuk sang anak. Polisi menyebutkan bahwa ini adalah bentuk eksploitasi, yang menjadikan anak sebagai bagian dari upaya orang tuanya untuk bertahan hidup dengan cara yang salah.

Kasus ini adalah pengingat betapa pentingnya peran keluarga dalam melindungi dan merawat anak. Pembunuhan balita di Bekasi bukan hanya soal kekerasan fisik, tetapi juga mencerminkan masalah sosial yang lebih besar, seperti ketidakmampuan orang tua dalam mengelola emosi dan menghadapi tekanan hidup. Sementara itu, tindakan polisi yang cepat dalam menangkap pelaku memberikan harapan akan tegaknya keadilan.

Populer video

Berita lainnya