Setelah video viral yang menunjukkan Gus Miftah menghina pedagang es teh, muncul gelombang protes dari netizen. Banyak yang menuntut agar pendakwah tersebut dicopot dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden. Hingga saat ini, lebih dari tujuh petisi muncul di situs change.org yang mendesak agar Gus Miftah mundur dari posisi tersebut.
Salah satu petisi yang mendapat banyak dukungan berjudul “Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Khusus Presiden.” Petisi ini mengumpulkan ribuan tanda tangan dan menjadi sorotan publik. Pada Jumat, 6 Desember 2024, Gus Miftah mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatannya. Keputusan ini diambil setelah tekanan publik terkait pernyataannya yang menuai kontroversi.
Namun, setelah pengunduran diri tersebut, muncul petisi baru yang menolak mundurnya Gus Miftah. Petisi ini digagas oleh Agus Saripin di change.org. Agus mengajak warga Indonesia untuk mendukung Gus Miftah tetap menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto dalam Kabinet Merah Putih. Petisi ini, meskipun baru, hanya mendapatkan 420 tanda tangan pada 9 Desember 2024.
Agus Saripin dalam petisinya menyampaikan tiga permintaan. Pertama, ia meminta Presiden Prabowo untuk mempertahankan Gus Miftah sebagai sosok ksatria yang dapat beradaptasi dengan lingkungan baru. Kedua, ia berharap Gus Miftah tetap mengabdi kepada bangsa dan negara. Ketiga, Agus mengajak publik untuk bersikap bijaksana dan memaafkan Gus Miftah atas pernyataannya, yang dianggap tidak bijak oleh sebagian orang.
Di sisi lain, tujuh petisi yang meminta Gus Miftah dicopot telah mengumpulkan lebih dari 222.000 tanda tangan. Petisi ini berfokus pada insiden saat Gus Miftah menghina pedagang es teh, Sunhaji, saat ceramah di Magelang pada 20 November 2024. Gus Miftah menyebutkan kalimat yang dianggap kasar terhadap pedagang tersebut, yang membuat banyak pihak kecewa.
Setelah video tersebut viral, banyak warganet mengkritik Gus Miftah di media sosial. Pada saat yang bersamaan, ada yang merasa bahwa seorang pejabat negara tidak seharusnya berbicara seperti itu di depan umum. Beberapa petisi menyebutkan bahwa tindakan Gus Miftah dapat mencoreng citra pemerintah, khususnya Presiden Prabowo Subianto.
Gus Miftah sendiri, dalam pengunduran dirinya, menyatakan bahwa keputusan tersebut bukan karena adanya tekanan, melainkan dari pertimbangannya sendiri. Dalam kesempatan tersebut, ia mengungkapkan rasa haru dan mengatakan bahwa ia merasa tidak pantas lagi melanjutkan tugasnya setelah insiden tersebut.
Meskipun pengunduran diri Gus Miftah telah diumumkan, perdebatan tentang kelayakannya untuk tetap menjabat terus berlanjut. Apakah petisi penolakan pengunduran diri ini akan semakin berkembang, ataukah akan semakin menguatkan desakan untuk mencopotnya dari jabatan tersebut? Waktu yang akan menjawab.