Warga yang terdampak gempa Cianjur 2022 kini mulai menempati hunian tetap (huntap) yang dibangun pemerintah. Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, akrab disapa Ara, meninjau kawasan huntap tahap III di Cianjur, Jawa Barat. Dari total 190 unit hunian, baru 150 kepala keluarga (KK) yang menghuni, sisanya masih dalam proses koordinasi.
Hunian ini dibangun secara bertahap, meliputi 200 unit di tahap I, 151 unit di tahap II, dan 190 unit di tahap III. Dalam kunjungannya, Ara menyampaikan pentingnya transparansi dalam pendistribusian hunian. Tak hanya itu, ia memberikan bantuan senilai Rp 100 juta untuk fasilitas masjid di kawasan tersebut, bantuan yang berasal dari Presiden Prabowo Subianto secara pribadi.
Namun, berbagai tantangan muncul. Warga mengeluhkan kualitas air yang keruh karena keterbatasan akses Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Saat ini, sumur sedalam 12 meter dengan filter air menjadi solusi sementara, berkat program CSR dari PT Brantas Abipraya. Dirjen Perumahan juga mengupayakan pembangunan akses air permanen ke depannya.
Selain itu, status kepemilikan hunian menjadi perhatian. Saat ini, tanah masih berstatus pinjaman dari pemerintah daerah. Namun, dalam 10 tahun mendatang, status ini akan berubah menjadi hak milik, sebagaimana diatur melalui Surat Keputusan Bupati Cianjur.
Kehidupan di kawasan huntap juga menghadirkan dilema baru bagi warga yang mayoritas petani dan buruh kebun. Tanpa lahan garapan, banyak di antara mereka kini menjadi pengangguran. Ketua RT setempat, Denden, menceritakan bagaimana perjuangan warga yang sebelumnya tinggal di tenda selama lebih dari setahun kini harus menghadapi realitas baru.
Meski demikian, kawasan ini membawa harapan baru. Huntap bukan hanya menjadi tempat tinggal, tetapi simbol pemulihan dan adaptasi setelah bencana. Tantangan yang ada menjadi pengingat bahwa pembangunan tak hanya soal infrastruktur, tetapi juga pemberdayaan masyarakat.