Wotawati Gunungkidul, Nuansa Kerajaan yang Memikat Wisatawan

Pict by Instagram

Pedukuhan Wotawati di Pucung, Girisubo, Gunungkidul, kini menghadirkan perubahan besar yang memikat. Dikenal karena terlambat merasakan sinar matahari dan cepat memasuki suasana gelap, kini kawasan ini bertransformasi. Wotawati tampil lebih indah, dengan nuansa yang mengingatkan pada masa kerajaan. Hampir semua rumah di kawasan ini memiliki desain fasad serupa, menggunakan bata merah ekspose di bagian dinding depan.

Perubahan ini dimulai sejak Juni 2024, ketika Wotawati menerima dana keistimewaan (Danais) sebesar Rp 5 miliar untuk penataan kawasan. Lurah Pucung, Estu Dwiyono, menjelaskan bahwa penataan ini lebih fokus pada pembaruan elemen-elemen yang sudah ada. Misalnya, pagar rumah yang sebelumnya ada, kini dipoles agar tampil lebih artistik menggunakan dana tersebut. Estu menegaskan bahwa renovasi ini bukan pembangunan baru, melainkan penyempurnaan elemen yang sudah ada.

Program penataan fasad rumah ini direncanakan berlangsung selama tiga tahun ke depan. Sebanyak 79 rumah diperkirakan akan mengalami renovasi pada fasadnya. Mengenai desain gapura yang menyerupai arsitektur Bali, Estu menjelaskan bahwa konsep ini lebih terinspirasi dari Majapahit dan Mataram. Penggunaan bata merah menjadi ciri khas yang menggabungkan warisan lokal dan budaya Jogja.

Dengan penataan ini, Estu berharap Wotawati dapat berkembang menjadi kawasan yang terpadu, tidak hanya sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai objek wisata. Ia berharap beberapa rumah warga nantinya bisa dijadikan homestay bagi wisatawan yang berkunjung. Selain itu, Wotawati juga akan dilengkapi dengan area camping ground dan sentra pertanian serta peternakan terpadu.

GKR Bendara, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah DIY, menilai penataan ini sangat penting untuk menciptakan kualitas pariwisata yang lebih baik. Ia berharap Wotawati dapat menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. GKR Bendara juga menekankan perlunya aturan untuk menjaga kelestarian alam, agar keindahan Wotawati tidak rusak seiring berkembangnya pariwisata.

Sebagai bagian dari upaya pelestarian alam, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat juga berperan dalam penghijauan di kawasan ini. Salah satu program yang dilaksanakan adalah penanaman pohon dengan tema “Give Back to Nature.” Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas udara dan daya serap karbon, sekaligus mendukung keberlanjutan pariwisata di Gunungkidul.

Dengan segala upaya ini, Wotawati tidak hanya menjadi destinasi wisata yang menarik, tetapi juga contoh desa wisata yang berkelanjutan. Program penataan ini menjadi bagian dari festival pariwisata budaya yang mengintegrasikan aspek pelestarian lingkungan dan budaya. Ke depan, Wotawati diharapkan dapat menjadi contoh pariwisata berkualitas yang memperhatikan kelestarian alam dan budaya.

Populer video

Berita lainnya