Pemerintah Ukraina baru-baru ini mengungkapkan nama tiga jenderal Korea Utara (Korut) yang mendampingi ribuan tentara Pyongyang di Rusia. Tentara ini dikerahkan untuk membantu perang yang masih berlangsung di Ukraina. Salah satu jenderal tersebut memimpin pasukan khusus Korut.
Dalam pernyataan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), delegasi Ukraina mengonfirmasi kehadiran sekitar 500 perwira Tentara Rakyat Korea (KPA). Mereka dikirim untuk mendukung Rusia dalam konflik Ukraina. Menurut Kyiv, tentara Korut ini akan dibagi dalam lima formasi yang masing-masing terdiri dari 2.000 hingga 3.000 personel. Formasi ini akan diintegrasikan dengan pasukan Rusia untuk menyamarkan keberadaan mereka.
Ukraina juga mengidentifikasi salah satu jenderal tersebut sebagai Kolonel Jenderal Kim Yong Bok. Ia merupakan pemimpin senior pasukan khusus yang juga memimpin Korps XI, atau Korps Badai, menurut intelijen Korea Selatan. Kim Yong Bok diduga memainkan peran besar dalam mengelola unit infanteri ringan KPA yang dikerahkan untuk misi khusus bagi Biro Umum Pengintaian, badan mata-mata utama Korut.
Michael Madden, pakar Korut dari Stimson Center, mengatakan kehadiran Kim Yong Bok di Rusia kemungkinan sebagai perwakilan dari Kim Jong Un. Kim Yong Bok tampaknya memiliki tugas administratif dan penghubung. Ia akan mengawasi operasi pasukan Korut di Rusia sampai pasukan tersebut benar-benar terorganisir. Madden memperkirakan Kim Yong Bok akan menyerahkan komando kepada perwira bawahannya setelah struktur pasukan Korut terbentuk.
Dua jenderal lainnya yang ikut mendampingi pasukan Korut di Rusia adalah Kolonel Jenderal Ri Chang Ho dan Mayor Jenderal Sin Kum Cheol. Ri Chang Ho merupakan Wakil Kepala Staf Umum dan Kepala Biro Umum Pengintaian Korut. Ia telah dikenai sanksi oleh Korea Selatan atas tuduhan mengawasi peretasan besar-besaran untuk mencuri teknologi dan mata uang asing. Seperti Kim Yong Bok, Ri Chang Ho juga sering terlihat bersama Kim Jong Un dalam beberapa acara besar, termasuk inspeksi pangkalan angkatan laut Korut.
Mayor Jenderal Sin Kum Cheol, meski karier militernya kurang dikenal, kemungkinan akan memegang komando pasukan Korut di Rusia setelah Kim Yong Bok dan Ri Chang Ho kembali ke Pyongyang.
Rusia tidak menyangkal keterlibatan tentara Korut dalam konflik ini. Meski pada awalnya Korut membantah, kini mereka membela keputusan pengerahan pasukan sebagai tindakan yang sesuai dengan hukum internasional. Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, menegaskan bahwa kerja sama militer antara Moskow dan Pyongyang tidak melanggar hukum internasional.