Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa aktivitas Sesar Garsela menjadi penyebab rentetan gempa dangkal di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Rabu pagi. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyebutkan gempa ini terjadi akibat mekanisme pergerakan geser turun dari Sesar Garsela di Jawa Barat.
Gempa tersebut tergolong gempa dangkal dengan pusatnya di darat pada kedalaman 10 kilometer. Lokasinya berada di 7.19 LS dan 107.67 BT, atau sekitar 24 kilometer di Tenggara Kabupaten Bandung. BMKG mencatat gempa ini terjadi pada pukul 09:41 WIB dengan magnitudo 4,9. Berdasarkan laporan masyarakat, getaran gempa dirasakan di berbagai wilayah seperti Banjaran (III MMI), Lembang (II-III MMI), Parongpong (II-III MMI), Kabupaten Bandung Barat (II-III MMI), Baleendah (II-III MMI), Garut (II-III MMI), dan Majalaya (III-IV MMI).
BMKG memastikan gempa ini tidak berpotensi menyebabkan tsunami. Selain itu, hingga pukul 10:10 WIB, tercatat lima kali gempa susulan dengan kekuatan terbesar mencapai magnitudo 3,1. Meski begitu, hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan yang diakibatkan oleh gempa tersebut.
Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak mempercayai informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. BMKG akan terus memberikan laporan setelah analisis menyeluruh selesai. Masyarakat juga diminta mengikuti panduan mitigasi bencana yang diberikan oleh pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat.
Rentetan gempa ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam. BPBD dan BMKG terus bersinergi untuk memastikan keselamatan masyarakat dan mencegah dampak yang lebih besar dari gempa bumi ini.