Ketika merasa burnout, interaksi sosial yang biasanya ringan bisa terasa melelahkan. Pembicaraan panjang atau obrolan ringan dengan orang lain mungkin tidak lagi terasa menyenangkan, dan kamu ingin segera mengakhirinya tanpa harus bersikap kasar. Berikut adalah lima cara yang bisa kamu gunakan untuk mengakhiri pembicaraan saat sudah merasa burnout.
1. Beri Alasan yang Sederhana dan Jujur
Salah satu cara paling mudah untuk mengakhiri percakapan adalah dengan memberikan alasan yang jujur namun tetap sopan. Kamu bisa mengatakan bahwa kamu butuh istirahat atau ada pekerjaan lain yang harus segera diselesaikan. Dengan alasan yang jelas, orang lain akan lebih memahami situasimu tanpa merasa tersinggung.
Contoh:
“Maaf, aku butuh istirahat sejenak. Terima kasih untuk obrolannya.”
2. Gunakan Bahasa Tubuh yang Menandakan Kamu Ingin Mengakhiri
Jika kamu merasa tidak nyaman untuk mengatakan secara langsung, kamu bisa menggunakan bahasa tubuh untuk memberikan sinyal halus bahwa kamu ingin mengakhiri pembicaraan. Misalnya, berdiri, melihat jam, atau mulai merapikan barang-barang yang ada di dekatmu. Bahasa tubuh seperti ini biasanya memberikan petunjuk bahwa kamu siap untuk pergi.
Tips:
Sambil melakukan ini, tetap berikan senyuman atau anggukan sopan sebagai tanda penghargaan atas percakapan yang sudah berlangsung.
3. Ucapkan Terima Kasih dan Akhiri dengan Kalimat Penutup
Ketika sudah merasa cukup dengan percakapan, kamu bisa secara sopan mengucapkan terima kasih kepada lawan bicara, lalu mengakhiri dengan kalimat penutup yang menandakan kamu ingin menyelesaikan obrolan. Kalimat seperti “Aku senang berbicara denganmu” bisa menjadi penutup yang elegan tanpa meninggalkan kesan buruk.
Contoh:
“Terima kasih atas obrolannya. Aku senang bisa ngobrol, tapi sepertinya aku harus menyelesaikan pekerjaan lain sekarang.”
4. Berikan Batas Waktu pada Pembicaraan
Jika sejak awal kamu merasa percakapan akan memakan waktu lama, kamu bisa memberikan batas waktu yang jelas. Misalnya, katakan bahwa kamu hanya punya beberapa menit untuk berbicara karena ada keperluan lain. Dengan begitu, kamu bisa mengendalikan durasi pembicaraan tanpa harus terburu-buru di tengah-tengah.
Contoh:
“Aku hanya punya waktu sebentar untuk ngobrol karena ada hal lain yang harus aku selesaikan.”
5. Langsung Sampaikan Bahwa Kamu Perlu Waktu untuk Diri Sendiri
Saat burnout, terkadang kamu merasa butuh waktu sendiri dan tidak ingin melanjutkan percakapan. Dalam situasi seperti ini, jujur adalah pilihan terbaik. Sampaikan dengan baik bahwa kamu butuh waktu untuk istirahat atau merenung sendiri tanpa terlibat dalam pembicaraan lebih lanjut.
Contoh:
“Aku sedang merasa cukup lelah dan butuh waktu sendiri. Kita bisa lanjutkan obrolan ini lain waktu, ya.”
Kesimpulan
Mengakhiri pembicaraan saat kamu sudah burnout bukan berarti harus bersikap kasar. Dengan pendekatan yang tepat dan penggunaan kata-kata yang sopan, kamu bisa menyelesaikan percakapan tanpa menimbulkan perasaan negatif pada lawan bicara. Ingat, menjaga kesehatan mental adalah prioritas, dan berani mengatakan tidak saat merasa lelah adalah langkah yang penting.