Tradisi Rabu Wekasan, Mengapa Masyarakat Jawa Menjaganya?

Pict by Istockphoto

Rabu Wekasan adalah tradisi yang dijalankan oleh masyarakat Jawa. Tradisi ini dilakukan pada Rabu terakhir bulan Safar dalam kalender Hijriah. Menurut kalender Hijriah Indonesia 2024 dari Kementerian Agama, bulan Safar berlangsung dari 6 Agustus hingga 4 September 2024. Oleh karena itu, Rabu Wekasan akan jatuh pada 4 September 2024.

Dalam bahasa Jawa, “Rebo” berarti Rabu dan “Wekasan” berarti akhir atau terakhir. Jadi, Rabu Wekasan secara harfiah berarti Rabu terakhir. Tradisi ini termasuk bagian dari budaya Islam Nusantara yang masih dilestarikan hingga sekarang.

Di daerah seperti Pati dan Kudus, tradisi ini sangat dinanti. Tidak hanya di Jawa, Rabu Wekasan juga dikenal di berbagai daerah di luar Jawa. Tujuan dari tradisi ini adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon perlindungan dari bala atau musibah.

Menurut penelitian, tradisi ini berdasarkan pendapat Abdul Hamid Quds dalam kitab Kanzun Najah wa Surur fi Fadhail al Azminah wa Shuhur. Kitab tersebut menjelaskan bahwa pada Rabu terakhir bulan Safar, Allah SWT menurunkan 320.000 jenis bencana ke bumi. Oleh karena itu, hari ini dianggap sebagai hari paling berat sepanjang tahun.

Untuk melindungi diri dari bencana tersebut, dianjurkan melaksanakan sholat empat rakaat dengan bacaan khusus setelah surat Al-Fatihah. Setelah sholat, doa juga dibacakan untuk memohon perlindungan dari bencana selama satu tahun penuh. Namun, ada perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait sholat ini. Beberapa ulama, seperti Syeikh Abdul Hamid bin Muhammad Quds al-Maki, membolehkan sholat ini jika diniatkan sebagai sholat sunnah mutlak, bukan khusus untuk Rabu Wekasan.

Populer video

Berita lainnya