Toxic Positivity vs Optimisme, Ini 3 Contoh Penting

pic by: canva.com

Toxic Positivity Vs Genuine Optimism : Memahami perbedaan itu tidaklah mudah dan instan. Butuh introspeksi dan pengenalan emosi.  Toxic positivity adalah ketika anda seharusnya memiliki pola pikir positif dalam situasi yang merugikan. Ini adalah manajemen emosional yang disfungsional yang mengabaikan emosi negatif untuk mempertahankan sisi positif. Perasaan anda dapat memberi tahu Anda kapan itu adalah sikap positif yang beracun atau optimisme yang tulus.

Optimisme yang sejati tidak memaksa untuk menutupi perasaan agar menjadi ceria. Hal ini memungkinkan kita menghadapi semua emosi dengan sabar dan menerima kenyataan apa adanya. Optimisme otentik adalah tentang memiliki harapan dalam suatu situasi sambil menerima kenyataan.

 3 perbedaan penting untuk dapat memahami perbedaannya dari bagaimana tanggapan yang anda rasakan:

1. “Orang lain lebih menderita daripada anda” Vs “Rasa sakit anda benar dan itu penting” Membandingkan perjuangan akan menambah penderitaan. Pernyataan pertama membuat anda dipenuhi dengan penolakan. Anda merasa tertekan untuk menjelaskan mengapa anda tidak bisa bersikap positif pada saat itu. Ini adalah contoh klasik dari sikap toxic positivity vs optimisme yang tulus. Namun ketika seseorang mengakui rasa sakit anda, Anda merasa lega, didukung, didengar, dan dipahami.

2. “Merasa sedih tapi tidak membantu” Vs “Tidak apa-apa jika merasa rendah diri” Ini adalah contoh umum dari sikap toxic positivity yang beracun vs optimisme yang tulus. Merasa sedih sama alaminya dengan merasa bahagia. Ini bukanlah “masalah” yang perlu diperbaiki! Namun memaksa seseorang untuk bersikap ceria secara tidak wajar itu berbahaya.

3. “Keluar bersama teman” Vs “Kamu bisa istirahat dan menyendiri” Menghabiskan waktu bersama diri sendiri bukanlah aspek negatif. Anda mungkin pernah mendengar orang meminta anda untuk berkumpul dengan teman-teman, yang membuat anda terlalu menjelaskan emosi anda, dan tidak ada yang mempedulikannya.

 Optimisme yang tulus dapat mengubah kualitas hidup Anda dan berikut beberapa cara untuk mulai menerimanya:

1. Jangan lari dari emosi negative. Emosi negatif adalah hal yang wajar. Mereka perlu diterima untuk memahami dan menghadapinya. Menekan emosi negatif adalah hal yang tidak sehat.

2. Memperbaiki pola berpikir negative. Meskipun memiliki emosi negatif adalah hal yang wajar, hal ini dapat berubah menjadi pola pikir negatif, di mana anda membayangkan skenario terburuknya. Itu bukan salahmu, tapi lebih baik mengubahnya. Carilah pemikiran alternatif sebagai gantinya!

3. Ekspresikan dan carilah bantuan. Selalu berusaha untuk mengekspresikan emosi anda secara konstruktif bahkan ketika tidak ada seorang pun yang suka mendengarnya atau mencoba untuk menutup diri. Carilah bantuan jika anda merasa putus asa dan depresi.

Populer video

Berita lainnya