Kushal Kumar, seorang peramal dari India, memprediksi bahwa kiamat perang dunia ketiga akan terjadi pada 29 Juni 2024. Namun, ketika hari itu tiba, dunia tidak mengalami kehancuran yang diprediksikan. Ramalan ini hanya satu dari banyak ramalan serupa yang telah gagal dalam sejarah.
Salah satu contoh yang terkenal adalah ramalan kiamat pada tahun 2012. Banyak orang percaya bahwa kalender Maya menunjukkan akhir zaman pada 21 Desember 2012. Namun, ahli arkeologi menjelaskan bahwa ini hanya akhir dari satu siklus dalam kalender Maya, bukan akhir dunia.
Pada pergantian abad pada tahun 2000, ketakutan tentang “bug Y2K” memuncak. Diprediksi bahwa bug komputer ini akan menyebabkan kekacauan global karena sistem komputer tidak bisa mengenali tahun baru 2000. Meskipun ada beberapa gangguan kecil, upaya untuk memperbarui sistem komputer berhasil mencegah kekacauan yang dikhawatirkan.
Harold Camping, seorang penyiar radio, membuat ramalan bahwa kiamat akan terjadi pada 21 Mei 2011, dan kemudian menyesuaikan prediksinya menjadi 21 Oktober 2011 setelah kegagalan pertama. Namun, kedua tanggal itu berlalu tanpa kejadian signifikan, dan Camping akhirnya mengakui kesalahannya.
Pada tahun 1844, William Miller meramalkan kedatangan kembali Yesus Kristus, yang menyebabkan banyak orang menjual harta benda mereka menanti akhir dunia pada 22 Oktober 1844. Kekecewaan besar terjadi ketika ramalan ini tidak terbukti benar, namun peristiwa ini memicu pembentukan Gerakan Advent yang penting.
Johannes Stöffler, seorang matematikawan Jerman, meramalkan banjir besar pada 25 Februari 1524, berdasarkan penyejajaran planet di bawah Pisces. Meskipun ramalannya tersebar luas dan bahkan ada yang membangun bahtera besar, tidak ada banjir yang terjadi.
Ramalan kiamat seperti ini menjadi bukti bahwa keyakinan dalam ramalan seringkali bertentangan dengan fakta ilmiah yang dapat dibuktikan. Meskipun demikian, ketertarikan manusia terhadap masa depan dan akhir zaman tetap menjadi topik yang menarik perhatian banyak orang.
