Kita semua berhak merasa puas di tempat kerja. Terlepas dari semua yang kita dengar tentang pentingnya keseimbangan kehidupan kerja, sebagian besar kantor tidak benar-benar memprioritaskan kebahagiaan, dan cenderung lebih fokus pada produktivitas dan hasil dibandingkan keadaan emosional karyawannya.
Namun ketika orang merasa puas, mereka dapat bekerja dengan kemampuan terbaiknya, dan hal ini tentu saja akan memberikan manfaat bagi produktivitas yang disebutkan di atas.
Garrett mengungkapkan 3 hal penting yang dibutuhkan pekerja agar bahagia dalam pekerjaannya:
1. Rasa aman
Garrett percaya bahwa keselamatan harus menjadi prioritas utama, namun dia menjelaskan bahwa sebagian besar pemimpin perusahaan melakukan kesalahan dalam hal ini. “Sebagian besar manajer tidak terlalu terlibat, terutama di perusahaan, dalam hal keselamatan.
Garrett berbagi teknik sederhana bagi para manajer untuk meningkatkan keselamatan di tempat kerja, dengan menyatakan bahwa hal pertama dan terpenting yang harus dilakukan adalah mendengarkan. “Jika karyawan anda mendatangi anda dan mengatakan ada sesuatu yang memprihatinkan, dengarkan dan tanggapi dengan serius,” katanya.
Dia juga menyarankan para manajer untuk tidak membebani karyawan secara berlebihan, dan menjelaskan bahwa membiarkan orang bekerja dalam jangka waktu lama tidaklah aman. “Kelelahan harus menjadi perhatian yang nyata,” katanya.
2. Hormat
Membangun tempat kerja yang ramah membutuhkan kerja keras, bukan sekadar pembicaraan/ wacana. Ini adalah sesuatu yang sering diabaikan, karena lebih mudah memberikan basa-basi untuk berubah daripada benar-benar berubah.
Meskipun karyawan tingkat bawah diharapkan menunjukkan rasa hormat yang teguh terhadap kepemimpinan, sulit untuk benar-benar menghormati seseorang yang tidak memedulikan anda. Ini mungkin terdengar sederhana, namun rasa hormat sebenarnya merupakan jalan dua arah.
3. Merasa dihargai
Garrett menjelaskan bahwa pekerja perlu merasa dihargai dalam pekerjaannya agar peran mereka memiliki makna. Dia percaya bahwa sebagian besar perusahaan melakukan kesalahan dalam memberikan pengakuan, yaitu pujian yang mereka berikan kepada pekerja berfokus pada hal-hal yang tidak sehat, sebenarnya mereka dipuji karena terlalu banyak bekerja.
Ketika pemimpin fokus pada kebahagiaan, mereka memberi karyawan alasan untuk terus tampil dan memberikan upaya terbaik mereka pada pekerjaan.
Kita semua mempunyai hak untuk mengambil ruang dan memusatkan kebutuhan emosional dan praktis kita, bahkan ketika kita sedang bekerja, dan seperti yang dijelaskan Garrett, inilah saatnya bagi para pemimpin untuk mendengarkan apa yang diinginkan para pekerjanya.