Menarik diri atau mengisolasi diri dari lingkungan sekitar adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa orang mungkin merasa lebih nyaman dengan sendiri, sementara yang lainnya merasa cemas atau tertekan ketika berada di tengah keramaian. Namun, jika kebiasaan ini berlanjut dalam jangka waktu lama dan mengganggu aktivitas sehari-hari, hal tersebut bisa menjadi gejala dari masalah psikologis yang lebih dalam.
1. Mengapa Seseorang Menarik Diri?
Menarik diri bisa terjadi karena berbagai alasan. Beberapa orang mungkin merasa cemas atau takut akan penilaian orang lain, sementara yang lainnya bisa merasa tidak nyaman atau lelah berinteraksi dengan orang lain. Ada pula yang merasa tidak ada tempat atau ruang untuk mereka dalam suatu kelompok sosial. Semua perasaan ini bisa muncul dalam berbagai konteks kehidupan, seperti pekerjaan, sekolah, atau bahkan hubungan pribadi.
Namun, jika menarik diri ini berlangsung dalam jangka panjang dan mengganggu kehidupan sehari-hari, itu bisa menjadi tanda adanya gangguan psikologis yang perlu diperhatikan.
2. Gejala Psikologi yang Mungkin Terkait dengan Menarik Diri
Beberapa kondisi psikologis yang dapat menyebabkan seseorang menarik diri antara lain:
a. Depresi
Salah satu gejala utama depresi adalah kehilangan minat atau kegembiraan dalam kegiatan yang sebelumnya dinikmati, termasuk berinteraksi dengan orang lain. Seseorang yang mengalami depresi mungkin merasa cemas atau tidak berenergi untuk bertemu orang lain, yang akhirnya menyebabkan mereka menarik diri dari lingkungan sosial. Gejala lainnya termasuk perasaan putus asa, kehilangan selera makan atau tidur yang tidak teratur, dan perasaan tidak berharga.
b. Gangguan Kecemasan Sosial (Social Anxiety Disorder)
Kecemasan sosial adalah kondisi di mana seseorang merasa sangat cemas atau takut berada di tengah keramaian atau dalam situasi sosial. Mereka mungkin khawatir akan penilaian negatif atau takut membuat kesalahan di depan orang lain. Karena rasa cemas yang berlebihan ini, orang dengan gangguan kecemasan sosial cenderung menarik diri untuk menghindari situasi sosial, yang lama-kelamaan bisa berujung pada isolasi sosial.
c. Autisme Spektrum
Seseorang yang berada di spektrum autisme mungkin merasa kesulitan dalam berinteraksi sosial dan memahami isyarat sosial yang ada. Mereka bisa merasa lebih nyaman untuk menghindari interaksi sosial atau menarik diri dari lingkungan sosial karena kesulitan tersebut. Walaupun mereka mungkin tidak tertarik untuk berinteraksi, ini bukan berarti mereka tidak ingin berhubungan dengan orang lain, melainkan mereka membutuhkan pendekatan yang lebih sensitif terhadap kebutuhan mereka.
d. Gangguan Stres Pasca-Trauma (PTSD)
PTSD adalah kondisi psikologis yang bisa terjadi setelah seseorang mengalami peristiwa traumatis yang berat. Salah satu gejala PTSD adalah menghindari situasi atau tempat yang mengingatkan pada trauma yang dialami. Orang dengan PTSD sering merasa tidak nyaman atau terancam dalam situasi sosial, sehingga mereka lebih memilih untuk menarik diri untuk menghindari perasaan tidak aman atau tertekan.
e. Bipolar Disorder
Gangguan bipolar dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem, dari perasaan sangat bahagia atau penuh energi (mania) hingga perasaan sangat sedih atau tertekan (depresi). Selama episode depresi, seseorang dengan bipolar disorder mungkin merasa ingin menarik diri dari orang lain dan menghindari interaksi sosial karena merasa tidak berenergi atau merasa tidak layak untuk berhubungan dengan orang lain.
Menarik diri adalah gejala umum yang bisa terjadi pada siapa saja, namun ketika kebiasaan ini berlangsung lama atau semakin intens, bisa jadi itu adalah tanda dari masalah psikologis yang lebih dalam. Jika kamu merasa sering melakukan hal ini dan mulai mengganggu kehidupanmu, penting untuk mencari dukungan dan mendapatkan bantuan yang tepat. Kesehatan mental sangat berpengaruh pada kualitas hidup kita, jadi jangan ragu untuk mencari pertolongan.
Baca juga: 4 Jenis Tes yang Bisa Dilakukan untuk Mendeteksi Gejala Depresi
