Celebrithink.com – Akhir akhir ini istilah lavender marriage ramai diperbincangkan di media sosial. Diskusi ini mencuat setelah dugaan adanya seorang artis ternama yang diduga terlibat dalam pernikahan tersebut. Banyak netizen bertanya-tanya, apa sebenarnya arti dari istilah ini?
Apa Itu Lavender Marriage?
Lavender marriage adalah pernikahan antara pria dan wanita di mana setidaknya salah satu pihak merupakan homoseksual atau biseksual. Pernikahan ini dilakukan bukan atas dasar cinta romantis, tetapi untuk menyembunyikan orientasi seksual salah satu atau kedua pihak yang terlibat.
Istilah ini muncul di masa lalu, terutama ketika penerimaan terhadap orientasi seksual non-heteronormatif masih rendah. Mengutip laman Marriage, pernikahan ini digunakan sebagai tameng untuk menghindari diskriminasi sosial.
Sejarah Lavender Marriage
Pada era 1920-an, istilah ini banyak ditemukan di dunia Hollywood. Profesor Stephen Tropiano, dalam bukunya The Prime Time Closet, menulis tentang para aktor dan aktris dengan orientasi seksual sesama jenis atau biseksual yang terpaksa menikah dengan lawan jenis. Hal ini terjadi karena studio-studio besar saat itu memiliki “klausul moral” yang mengancam karier para artis jika mereka kehilangan citra baik di mata publik.
Pernikahan ini dianggap solusi untuk melindungi karier dan citra para selebritas, meskipun keputusan tersebut sering kali lebih berorientasi pada ekonomi daripada emosional.
Bagaimana Bisa Terjadi?
- Kesepakatan yang Jelas
Pernikahan ini hanya mungkin terjadi dengan komunikasi dan persetujuan dari kedua belah pihak. - Perlindungan Sosial
Dengan menikah, individu dapat terhindar dari diskriminasi dan memenuhi ekspektasi sosial. - Meredakan Tekanan Keluarga
Bagi beberapa individu, pernikahan lavender bisa menjadi cara mengurangi tekanan keluarga untuk menikah. - Partner Hidup
Meskipun tanpa cinta romantis, pasangan dalam lavender marriage sering menjalin persahabatan yang erat dan dukungan timbal balik.
Konsekuensi Lavender Marriage
Namun, pernikahan ini bukan tanpa tantangan. Berikut beberapa konsekuensi yang mungkin dialami:
- Ketegangan Emosional
Tekanan antara menjaga citra di masyarakat dan kebenaran pribadi dapat memicu kecemasan atau krisis identitas. - Tantangan dalam Hubungan
Tidak adanya cinta romantis sering kali memunculkan rasa tidak puas dalam hubungan. - Rasa Keterasingan
Hidup dalam dua dunia yang berbeda dapat menimbulkan kesepian dan perasaan terisolasi.
Lavender marriage mencerminkan pergulatan antara menjaga citra sosial dan menghadapi kebenaran pribadi. Meskipun ada manfaat jangka pendek, hubungan ini sering kali disertai tekanan emosional yang berat.