Merger GOTO dan Grab Menjadi Sorotan
celebrithink.com – Merger antara GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Grab Holdings Ltd kembali memicu spekulasi di pasar. Kabar terbaru menyebutkan bahwa kesepakatan ini ditargetkan selesai pada 2025. Jika terjadi, merger ini berpotensi mengubah peta persaingan di industri teknologi dan transportasi digital di Asia Tenggara.
Analis menilai merger ini akan memperkuat dominasi pasar, mengurangi persaingan langsung, serta meningkatkan efisiensi operasional. Hendra Wardana, Pengamat Pasar Modal dan Founder Stocknow.id, menyatakan bahwa sinergi bisnis antara kedua perusahaan akan lebih optimal, terutama di sektor ride-hailing, layanan keuangan digital, dan e-commerce.
Dampak Merger GOTO dan Grab Terhadap Industri
Merger ini berpotensi menciptakan ekosistem digital yang lebih besar. Dengan basis pengguna yang luas, GOTO dan Grab bisa mengembangkan layanan lebih efektif. Namun, ada tantangan yang harus dihadapi:
- Regulasi Anti-Monopoli: Pemerintah kemungkinan akan meninjau merger ini untuk memastikan tidak terjadi praktik monopoli yang merugikan konsumen.
- Integrasi Budaya Perusahaan: Dua perusahaan besar dengan budaya kerja yang berbeda harus mampu menyatukan visi dan strategi bisnis.
- Efisiensi Operasional: Meski sinergi bisnis dapat memperkuat posisi pasar, tantangan operasional tetap ada, seperti optimalisasi sumber daya dan teknologi.
Optimisme Investor terhadap Saham GOTO
Dari sisi investor, optimisme terhadap saham GOTO semakin meningkat. Sejak awal 2025, saham GOTO telah menguat 18% secara year-to-date (YTD). Hal ini didukung oleh laporan keuangan 9M24 yang menunjukkan pertumbuhan pendapatan 11% year-on-year (yoy) menjadi Rp 11,6 triliun. Selain itu, laba usaha dan laba bersih masing-masing tumbuh 76,7% yoy dan 52,7% yoy.
Salah satu indikator positif lainnya adalah Adjusted EBITDA GOTO yang hampir mencapai titik impas di -Rp13 miliar. Jika tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin EBITDA positif dapat tercapai pada 2025. Hal ini bisa membuka peluang lebih besar bagi investor institusi untuk masuk.
Prospek Saham GOTO ke Depan
Secara teknikal, saham GOTO saat ini berada dalam tren positif dengan resistance kuat di level 91. Jika mampu breakout dari level ini, saham berpeluang besar menguji level psikologis 100.
Bloomberg memperkirakan valuasi saham GOTO dalam skenario merger bisa mencapai lebih dari Rp 100 per lembar. Grab sendiri dikabarkan menargetkan akuisisi dengan valuasi lebih dari USD 7 miliar. Dengan sentimen merger yang semakin kuat, investor perlu mencermati momentum ini.
“Jika GOTO benar-benar mencapai EBITDA positif dan merger terealisasi, bukan tidak mungkin saham ini akan kembali menarik perhatian pasar dan mendekati harga IPO-nya. Namun bagi trader jangka pendek, level 91 menjadi kunci karena breakout dari level ini bisa membuka ruang kenaikan yang lebih besar,” ujar Hendra Wardana.
Merger antara GOTO dan Grab bisa menjadi langkah besar dalam industri teknologi di Asia Tenggara. Dengan sinergi bisnis yang lebih luas, peluang pertumbuhan semakin besar. Namun, tantangan tetap ada, mulai dari regulasi hingga integrasi budaya perusahaan. Investor harus mencermati perkembangan merger ini untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.