Ubedilah Badrun Dicopot dari UNJ
celebrithink.com – Pengamat politik sekaligus akademisi Ubedilah Badrun mengonfirmasi pencopotannya dari jabatan Koordinator Program Studi di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Keputusan ini mengejutkan karena dilakukan tanpa penjelasan resmi dari pihak kampus.
Menurut Ubed, pemecatan semacam ini seharusnya disertai Surat Keputusan (SK) yang menjelaskan alasan pemberhentian. Namun, ia tidak menerima kejelasan apa pun dari rektor terkait keputusan tersebut.
Kekhawatiran tentang Pola Kepemimpinan di PTNBH
Ubedilah menyoroti pola kebijakan di Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH). Ia meminta kementerian terkait untuk mengevaluasi pola manajemen dan pengambilan keputusan di kampus-kampus negeri.
Menurutnya, jika tidak ada pengawasan, kasus seperti ini bisa terus terjadi dan menjadi masalah serius di dunia akademik. Ia bahkan menyebut hal ini sebagai ‘bom waktu’ yang bisa mengancam independensi kampus.
Dugaan Nepotisme di Lingkungan Kampus
Dalam pandangannya, keputusan sepihak dari rektor membuka peluang nepotisme di lingkungan akademik. Ia mengkhawatirkan bahwa kampus tidak lagi menjadi ruang kebebasan berpikir, melainkan arena politik yang penuh kepentingan tertentu.
Kampus, menurutnya, seharusnya mengedepankan profesionalisme dan transparansi dalam setiap kebijakan. Jika tidak, akan ada banyak akademisi yang menjadi korban dari sistem yang tidak adil.
Aktivisme dan Sikap Kritis Ubedilah
Selain sebagai akademisi, Ubedilah juga dikenal sebagai aktivis yang vokal dalam mengkritik kebijakan pemerintah. Ia pernah bergabung dengan kelompok Aktivis 98 dalam mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menyelidiki dugaan tindak pidana korupsi yang melibatkan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, dan keluarganya.
Pada awal Januari 2025, ia bersama sejumlah aktivis mendatangi Gedung Merah Putih KPK untuk menuntut transparansi dalam penegakan hukum. Ia menegaskan bahwa hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu, baik terhadap pejabat maupun mantan presiden.
Masa Depan Kebebasan Akademik
Kasus pencopotan Ubedilah Badrun menjadi sorotan karena memunculkan pertanyaan tentang kebebasan akademik di Indonesia. Jika keputusan kampus lebih banyak didasarkan pada kepentingan politik, maka kebebasan berpikir di lingkungan akademik bisa semakin terancam.
Ubed berharap agar kasus yang menimpanya menjadi pelajaran. Ia meminta semua pihak untuk lebih waspada terhadap kebijakan yang bisa menggerus independensi akademik dan demokrasi di dunia pendidikan.