Celebrithink.com – Program makan bergizi gratis yang direncanakan pemerintah mulai menuai kritik. Anggota Komisi IX DPR RI, Zainul Munasichin, menyoroti anggaran Rp 10 ribu per porsi yang dianggap sulit memenuhi kebutuhan gizi penerima manfaat. Kebijakan ini dipandang dapat menurunkan standar menu gizi yang telah dirancang sebelumnya.
Anggaran Makan Bergizi Turun, Menu Gizi Terancam
Awalnya, proyeksi anggaran untuk setiap porsi makan bergizi adalah Rp 15 ribu. Namun, anggaran tersebut diturunkan menjadi Rp 10 ribu tanpa penyesuaian signifikan pada standar gizi. Zainul mengungkapkan bahwa dengan nominal tersebut, bahkan susu yang dijanjikan tidak masuk dalam hitungan anggaran.
Hal ini memunculkan pertanyaan besar: bagaimana pemerintah menjamin pemenuhan kebutuhan gizi seperti karbohidrat, protein, kalsium, dan serat hanya dengan anggaran minimal?
Dampak pada Kualitas Menu Makan Bergizi
Penurunan anggaran tentu berimbas pada item dalam menu yang akan dikurangi. Program ini dirancang untuk memberikan makanan bergizi yang memenuhi standar kebutuhan gizi minimum. Jika komponen seperti susu atau protein harus dihilangkan, penerima manfaat berpotensi tidak mendapatkan asupan yang optimal.
Kualitas menu bukan hanya soal rasa, tapi juga soal dampak jangka panjang terhadap kesehatan. Anak-anak usia dini, yang masih dalam masa pertumbuhan, adalah kelompok yang paling rentan.
Usulan: Pangkas Penerima, Naikkan Kualitas
Jika anggaran tidak bisa dinaikkan, Zainul mengusulkan untuk memangkas jumlah penerima manfaat. Dengan mengurangi sasaran penerima, pemerintah dapat fokus menjaga kualitas gizi pada kelompok prioritas, seperti siswa Sekolah Dasar.
Pendekatan ini dianggap lebih efektif karena gizi optimal di masa kanak-kanak memiliki dampak besar terhadap kesehatan jangka panjang.
Uji Coba Program, Masih Ada Harapan?
Program ini akan mulai diujicobakan besok di beberapa sekolah dasar. Meski mendapat kritik, pelaksanaan ini menjadi momen penting untuk mengevaluasi apakah Rp 10 ribu benar-benar cukup. Jika ternyata hasilnya tidak memuaskan, revisi kebijakan harus segera dilakukan.
Pentingnya Komitmen Pemerintah
Kritik ini bukan berarti menolak program, melainkan untuk memastikan efektivitasnya. Pemerintah diharapkan lebih realistis dalam menentukan anggaran agar tujuan menciptakan generasi sehat dan produktif dapat tercapai.
Gizi bukan hanya soal biaya, tapi soal prioritas. Keberhasilan program ini akan menjadi cerminan keseriusan pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.