Kita sering menganggap kepribadian sebagai sesuatu yang bawaan dan tidak dapat diubah. Memang, ada aspek kepribadian yang terkait dengan gen. Namun, penelitian menunjukkan bahwa 95% dari siapa kita dan bagaimana kita berperilaku berakar pada cara dan apa yang kita pikirkan. Dengan mengubah gaya berpikir, kita dapat mengubah cara kerja otak dan pada akhirnya, mengubah hidup kita menjadi lebih baik. Berikut adalah enam gaya berpikir yang dapat mengubah otak Anda:
1. Saya Tidak Terpengaruh oleh Semua Hasil.
Salah satu kualitas manusia yang mengagumkan adalah kemampuan untuk menerima hasil akhir, apa pun itu. Orang yang tidak terpaku pada hasil akhir akan lebih tenang dan harmonis, bahkan dalam situasi yang sulit. Memang tidak mudah untuk mencapai kondisi ini, tetapi dengan melatihnya, kita dapat mengurangi stres, meningkatkan kreativitas, dan meningkatkan penghargaan diri. Ketika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana, kita belajar untuk menerima dan melanjutkan.
2. Orang Lain Dapat Melakukan dan Menjadi Apa yang Mereka Inginkan.
Mengharapkan orang lain untuk bertindak sesuai keinginan kita hanya akan menimbulkan stres dan frustrasi. Kita tidak memiliki hak untuk mengubah orang lain. Solusinya adalah menerima bahwa orang lain akan bertindak berbeda dari yang kita harapkan dan fokus pada pengembangan diri sendiri. Dengan melepaskan harapan untuk mengendalikan orang lain, kita membebaskan diri dari beban emosional yang tidak perlu.
3. Saya Baik-Baik Saja dengan Diri Saya yang Sekarang.
Banyak dari kita hidup dengan dibebani rasa tidak aman dan kritik diri. Kritik ini seringkali berasal dari penilaian orang lain, dan yang terpenting, penilaian diri sendiri. Kita merasa ada yang “salah” dengan diri kita. Padahal, kritik hanyalah interpretasi subjektif. Tanpa makna yang kita berikan, kritik hanyalah suara tanpa substansi. Menerima dan mencintai diri sendiri apa adanya adalah langkah penting menuju kebahagiaan.
4. Saya Tidak Membutuhkan Apa Pun dari Siapa Pun.
Ketergantungan pada validasi, rasa hormat, atau dukungan dari orang lain membuat kebahagiaan kita bergantung pada pilihan dan perilaku mereka. Hal ini melemahkan kita. Memang menyenangkan menerima cinta dan kekaguman, tetapi kita tidak boleh bergantung padanya. Kebutuhan psikologis kita seharusnya dipenuhi dari dalam diri sendiri. Dengan membebaskan diri dari ketergantungan pada orang lain, kita meraih kemandirian emosional.
5. Tidak Ada Orang yang Dapat Mengatakan Bahwa Saya Mempunyai Masalah.
Setiap orang berhak atas pendapat subjektifnya. Apakah pendapat itu “benar” atau “salah” tidak perlu mengganggu kita. Tugas kita bukanlah berdebat, melainkan mengamati pemikiran orang lain tanpa terpengaruh secara emosional. Jika kita membiarkan pendapat orang lain memengaruhi kita, kita kehilangan kebebasan internal.
6. Saya Memiliki Semua yang Perlu Saya Ketahui Saat Ini.
Banyak dari kita merasa gugup menghadapi situasi yang menuntut pemikiran mandiri, terutama jika situasinya penting. Kita ingin sukses, tetapi seringkali kurang percaya pada kemampuan diri untuk memberikan jawaban yang tepat. Dalam situasi seperti ini, penting untuk menyadari bahwa kita akan menemukan kata-kata yang tepat saat kita berhenti berpikir secara berlebihan. Saat kita rileks dan melepaskan tekanan pada diri sendiri, kita membuka diri pada intuisi dan kecerdasan bawaan kita. Ketika memulai proyek atau bisnis baru, lakukanlah langkah demi langkah. Percayalah bahwa apa yang Anda butuhkan akan muncul pada saat yang tepat.
