Membangun Masa Kecil Anak yang Bebas Tekanan

Foto: Freepik

Di era modern, tantangan menjadi orang tua semakin kompleks, termasuk memastikan anak dapat menikmati masa kecil mereka tanpa beban berlebih. Salah satu fenomena yang kian sering terjadi adalah “hurried child syndrome”, istilah yang diperkenalkan oleh psikolog anak Dr. David Elkind pada 1980-an. Fenomena ini menggambarkan anak-anak yang dipaksa melewati masa kecilnya dengan cepat, mengambil tanggung jawab yang sebenarnya belum sesuai dengan usia mereka, dan menghadapi tekanan seperti orang dewasa.

Mengenal Sindrom Hurried Child

Sindrom ini terjadi ketika anak-anak didorong untuk bertingkah dewasa sebelum waktunya. Menurut Dr. Sanam Hafeez, seorang ahli neuropsikologi, anak-anak yang mengalami kondisi ini dihadapkan pada kekhawatiran, tanggung jawab, dan stres yang idealnya ditanggung oleh orang dewasa.

Contoh kasus meliputi:

  • Anak dipaksa mengikuti les tambahan di luar kemampuannya.
  • Masalah keluarga, seperti keuangan, dibebankan pada anak.
  • Tekanan berlebihan pada prestasi, baik akademis, olahraga, maupun kegiatan lainnya.
  • Harapan yang tidak realistis, seperti mengutamakan kedisiplinan tanpa memperhatikan kebutuhan emosional anak.

Tanda-Tanda Sindrom Hurried Child

Orang tua perlu mengenali tanda-tanda anak yang mengalami kondisi ini, seperti:

  1. Gangguan fisik: Anak sulit tidur, pola makan terganggu, dan kurang bergerak akibat jadwal yang padat.
  2. Perkembangan emosional terganggu: Sulit menjalin hubungan dekat dan merasa selalu tergesa-gesa.
  3. Rendahnya rasa percaya diri: Anak merasa dihargai hanya karena prestasinya, bukan jati dirinya.
  4. Kehilangan makna relaksasi: Anak memilih aktivitas pasif, seperti menonton video berlebihan, alih-alih kegiatan yang menenangkan.
  5. Frustrasi dan pemberontakan: Anak cenderung memberontak atau menunda-nunda tugas.

Dampak dan Solusi

Jika dibiarkan, sindrom ini bisa berdampak negatif pada mental, hubungan sosial, dan kesejahteraan anak jangka panjang. Anak-anak yang tumbuh di bawah tekanan berlebih rentan mengalami kecemasan, depresi, atau bahkan burnout.

Untuk mencegah hal ini, beberapa langkah dapat diterapkan:

  1. Seimbangkan kegiatan terstruktur dan bermain bebas untuk mendukung perkembangan emosional.
  2. Batasi waktu layar agar anak lebih eksploratif.
  3. Dukung minat anak tanpa menuntut kesempurnaan.
  4. Jadwal yang fleksibel memberikan ruang istirahat dan waktu keluarga.
  5. Kelola frustrasi orang tua agar tidak memengaruhi hubungan dengan anak.
  6. Tetapkan harapan yang realistis sesuai kemampuan anak.

Masa kecil adalah momen yang tak tergantikan. Memberi anak ruang tumbuh yang wajar akan membantu mereka berkembang secara sehat, bahagia, dan percaya diri.

Populer video

Berita lainnya

WhatsApp tak bisa Digunakan di Ponsel Jenis ini Mulai 24 Oktober 2023

WhatsApp tak bisa Digunakan di Ponsel Jenis ini Mulai 24

Meski Aromanya Menyengat, Ini Manfaat Jengkol untuk Kesehatan

Meski Aromanya Menyengat, Ini Manfaat Jengkol untuk Kesehatan

Biaya Haji 2025 Turun, Pemerintah Segera Terbitkan Keppres

Biaya Haji 2025 Turun, Pemerintah Segera Terbitkan Keppres

4 Ide THR Unik dan Berkesan untuk Orang Tersayang

4 Ide THR Unik dan Berkesan untuk Orang Tersayang

Ini Dia Perbedaan Antara Talenan Berbahan Kayu dan Talenan Berbahan Plastik

Ini Dia Perbedaan Antara Talenan Berbahan Kayu dan Talenan Berbahan

Real Madrid Raih Kemenangan Dramatis di Markas Twente

Real Madrid Raih Kemenangan Dramatis di Markas Twente

Ini Penyebab Terjadinya Rabun Dekat di Usia Muda

Ini Penyebab Terjadinya Rabun Dekat di Usia Muda

Trail Running: Menjelajah Alam dengan Berlari

Trail Running: Menjelajah Alam dengan Berlari

Tekanan Kerja Bikin Stres? Ini 5 Jurus Ampuh Mengatasinya

Tekanan Kerja Bikin Stres? Ini 5 Jurus Ampuh Mengatasinya

Jessica Iskandar & Vincent Verhaag Ungkap Alasan Membatalkan Niat Punya Bayi Kembar

Jessica Iskandar & Vincent Verhaag Ungkap Alasan Membatalkan Niat Punya

WhatsApp tak bisa Digunakan di Ponsel Jenis ini Mulai 24 Oktober 2023

WhatsApp tak bisa Digunakan di Ponsel Jenis ini Mulai 24

Meski Aromanya Menyengat, Ini Manfaat Jengkol untuk Kesehatan

Meski Aromanya Menyengat, Ini Manfaat Jengkol untuk Kesehatan

Biaya Haji 2025 Turun, Pemerintah Segera Terbitkan Keppres

Biaya Haji 2025 Turun, Pemerintah Segera Terbitkan Keppres

4 Ide THR Unik dan Berkesan untuk Orang Tersayang

4 Ide THR Unik dan Berkesan untuk Orang Tersayang

Ini Dia Perbedaan Antara Talenan Berbahan Kayu dan Talenan Berbahan Plastik

Ini Dia Perbedaan Antara Talenan Berbahan Kayu dan Talenan Berbahan

Real Madrid Raih Kemenangan Dramatis di Markas Twente

Real Madrid Raih Kemenangan Dramatis di Markas Twente

Ini Penyebab Terjadinya Rabun Dekat di Usia Muda

Ini Penyebab Terjadinya Rabun Dekat di Usia Muda

Trail Running: Menjelajah Alam dengan Berlari

Trail Running: Menjelajah Alam dengan Berlari

Tekanan Kerja Bikin Stres? Ini 5 Jurus Ampuh Mengatasinya

Tekanan Kerja Bikin Stres? Ini 5 Jurus Ampuh Mengatasinya

Jessica Iskandar & Vincent Verhaag Ungkap Alasan Membatalkan Niat Punya Bayi Kembar

Jessica Iskandar & Vincent Verhaag Ungkap Alasan Membatalkan Niat Punya

WhatsApp tak bisa Digunakan di Ponsel Jenis ini Mulai 24 Oktober 2023

WhatsApp tak bisa Digunakan di Ponsel Jenis ini Mulai 24

Meski Aromanya Menyengat, Ini Manfaat Jengkol untuk Kesehatan

Meski Aromanya Menyengat, Ini Manfaat Jengkol untuk Kesehatan