Celebrithink.com – Dalam dunia politik, perjalanan menuju kursi pemimpin sering kali penuh dengan liku-liku tak terduga. Hal ini dialami pasangan Pramono Anung dan Rano Karno, yang baru saja ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2025-2030. Dengan visi “Jakarta Menyala”, keduanya bertekad membawa perubahan nyata bagi Ibu Kota.
Perjalanan Politik Pramono Rano yang Tidak Mudah
Pramono-Rano memulai langkah mereka di Pemilihan Gubernur Jakarta dengan tantangan besar. Elektabilitas awal Pramono hanya 0,1 persen, membuat mereka dipandang sebelah mata. Namun, dengan dukungan PDIP, Hanura, dan tokoh-tokoh politik ternama seperti Anies Baswedan, Fauzi Bowo, serta Basuki Tjahaja Purnama, pasangan ini berhasil menggalang dukungan masyarakat.
Dalam waktu singkat, mereka melakukan blusukan ke berbagai pelosok Jakarta. Langkah ini tak hanya mendekatkan mereka pada warga, tetapi juga memberi pemahaman lebih dalam tentang masalah-masalah yang perlu diatasi.
Kemenangan Pramono Rano yang Mengejutkan
Melalui kerja keras, Pramono-Rano memenangkan Pilkada Jakarta dalam satu putaran. Pasangan ini meraih 50,07 persen suara, meninggalkan kompetitor mereka, Ridwan Kamil-Suswono, dengan 39,40 persen suara. Hasil ini membuktikan bahwa strategi pendekatan langsung kepada masyarakat berhasil mengalahkan berbagai prediksi survei.
Tim Transisi dan Visi Jakarta Menyala
Setelah penetapan, langsung membentuk tim transisi beranggotakan 16 orang. Dipimpin oleh Ima Mahdiah, tim ini bertugas mengintegrasikan program kerja dengan visi Jakarta Menyala. Fokus mereka adalah mengatasi berbagai isu penting seperti Kampung Bayam, Tanah Merah, dan program sosial seperti Kartu Jakarta Pintar serta Jakarta Sehat.
Pramono menyatakan, “Kami ingin memastikan janji-janji selama kampanye benar-benar terlaksana. Langkah pertama adalah kembali mengunjungi warga untuk mendengarkan langsung kebutuhan mereka.”
Tantangan Ke Depan
Meski berhasil memenangkan hati rakyat, kini menghadapi tantangan lebih besar. Mereka harus mewujudkan janji politik, memperbaiki infrastruktur, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam 100 hari pertama, mereka berkomitmen untuk menyelesaikan masalah mendesak yang telah disuarakan warga.
Sebagai pasangan yang sebelumnya dipandang underdog, perjalanan mereka menjadi inspirasi bahwa keberhasilan dapat diraih melalui kerja keras dan kesungguhan.