Celebrithink.com – PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) semakin serius menggarap pasar asuransi digital. Perusahaan ini memanfaatkan momen Initial Public Offering (IPO) untuk memperluas layanan berbasis teknologi. Dengan kode saham YOII, perusahaan berhasil meraih Rp41,20 miliar dari pelepasan 412,09 juta saham.
Direktur Utama YOII, Adi Wibowo Adisaputro, menyatakan bahwa 80% dana IPO akan dialokasikan untuk strategi pemasaran. Sisanya digunakan untuk pengembangan teknologi seperti aplikasi asuransi digital dan infrastruktur pendukung lainnya.
Fokus pada Asuransi Gaya Hidup
Seiring perkembangan gaya hidup masyarakat yang semakin digital, YOII mengadaptasi produk asuransi yang lebih personal dan fleksibel. Pelanggan dapat memilih cakupan, periode, dan premi sesuai kebutuhan mereka.
“Produk kami dirancang agar pelanggan dapat dengan mudah mengakses informasi dan mengajukan klaim secara digital,” jelas Adi.
Inovasi IPO YOII Teknologi untuk Pelayanan Cepat
YOII memanfaatkan teknologi seperti artificial intelligence (AI) dan data analitik untuk meningkatkan efisiensi dan pengalaman pelanggan. Hal ini memungkinkan analisis risiko yang lebih baik, pengolahan data yang lebih cepat, serta rekomendasi produk yang relevan.
“Proses asuransi akan lebih seamless, tanpa dokumen fisik, dan serba cepat,” tambah Adi.
Strategi Marketing Digital
YOII memusatkan strategi pemasaran pada platform digital untuk menjangkau pelanggan lebih efektif. Dengan integrasi sistem online, pengelolaan data pelanggan menjadi lebih terstruktur dan efisien.
“Teknologi membantu kami memahami kebutuhan pelanggan melalui analisis data seperti riwayat klaim dan perilaku konsumen,” kata Adi.
Transformasi dari Konvensional ke Digital
PT Asuransi Digital Bersama Tbk, sebelumnya dikenal sebagai PT Sarana Lindung Upaya, telah bertransformasi sejak 2022. Fokus mereka kini pada penyederhanaan proses asuransi dengan teknologi.
Berpengalaman lebih dari 35 tahun, YOII berkomitmen meningkatkan layanan dengan pendekatan digital yang inovatif. “Kami siap menjawab kebutuhan masyarakat modern yang menuntut kecepatan dan efisiensi,” ujar Adi.