Celebrithink.com – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah menyampaikan kepada Kongres rencana penjualan senjata senilai US$ 8 miliar kepada Israel. Langkah ini diambil di tengah konflik Gaza, yang menewaskan lebih dari 45.000 orang, termasuk banyak ibu dan anak.
AS Tetap Mendukung Israel Meski Kritik Meluas
Dua pejabat AS mengungkapkan bahwa kesepakatan ini mencakup berbagai jenis amunisi dan senjata canggih. Di antaranya adalah rudal udara-ke-udara AIM-120C-8, rudal Hellfire AGM-114, peluru artileri 155mm, bom berdiameter kecil, dan sistem pemandu.
Kesepakatan ini membutuhkan persetujuan dari DPR dan Senat. Sementara beberapa amunisi akan dikirim melalui stok AS yang tersedia, sisanya baru akan tiba dalam beberapa tahun.
Alasan di Balik Dukungan AS
Biden menegaskan bahwa Israel memiliki hak membela diri berdasarkan hukum internasional. Namun, banyak pihak menilai dukungan ini mengabaikan realitas pembantaian di Gaza, yang menciptakan krisis kemanusiaan parah.
Amerika Serikat menyatakan bantuan ini diperlukan untuk melindungi Israel dari ancaman kelompok militan seperti Hamas, Hizbullah, dan Houthi. Namun, kritik internasional terhadap kebijakan ini terus meningkat.
Krisis Gaza yang Meningkat
Serangan Israel di Gaza telah memaksa hampir 2,3 juta warga mengungsi, menciptakan kelaparan, dan kerusakan infrastruktur. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, korban tewas melampaui 45.000 jiwa. Banyak lainnya dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan.
Serangan ini dipicu oleh insiden pada 7 Oktober 2023, ketika militan Hamas menyerang Israel, menewaskan 1.200 orang, dan menyandera 250 lainnya. Konflik ini telah berlangsung selama lebih dari 15 bulan tanpa solusi diplomatik yang efektif.
Veto AS di PBB
AS, sebagai sekutu terbesar Israel, juga memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata di Gaza. Langkah ini memperkuat citra Washington sebagai pendukung utama Israel, meski menghadapi tekanan internasional.
Kritik Publik Terhadap Kebijakan AS
Demonstrasi terus berlangsung di AS, menuntut embargo senjata terhadap Israel. Namun, kebijakan pemerintah tetap tidak berubah. Selain penjualan senjata, AS juga menyetujui penjualan jet tempur dan perlengkapan militer senilai US$ 20 miliar.
Masa depan hubungan AS-Israel tetap menjadi perdebatan global, terutama menjelang pergantian kepemimpinan di Gedung Putih. Baik Biden maupun Trump dikenal sebagai pendukung kuat Israel, sehingga perubahan signifikan dalam kebijakan ini tampak tidak mungkin.