Banjir melanda tiga kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan, yaitu Barabai, Pandawan, dan Batu Benawa. Sebanyak 6.340 jiwa terdampak akibat banjir yang sudah berlangsung selama dua hari. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) HST mengerahkan 25 personel Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk membantu warga terdampak.
Kepala BPBD HST, Ahmad Apandi, menjelaskan bahwa banjir disebabkan hujan berturut-turut beberapa hari terakhir. “Debit air meningkat karena hujan terus-menerus. Kami turun langsung ke lokasi untuk memberikan bantuan,” ujarnya, Kamis malam (21/12), saat meninjau lokasi banjir di Barabai.
Data BPBD mencatat, sebanyak 2.210 rumah, 21 tempat ibadah, 12 sekolah, lima kantor, dan dua pasar tradisional terdampak banjir. Selain itu, banjir juga merendam jalan-jalan utama di pusat kota Barabai, menyulitkan aktivitas masyarakat. BPBD terus siaga di lapangan, terutama mengantisipasi hujan lanjutan yang dapat memperparah situasi.
BPBD HST telah menyiapkan peralatan seperti perahu karet untuk evakuasi jika kondisi darurat. Mereka juga berkoordinasi dengan Dinas PUPR yang mengerahkan dua ekskavator guna membersihkan sampah di sungai yang menghambat aliran air. “Kami terus memantau dua desa, yaitu Desa Jaranih dan Masiran, karena ketinggian air di sana sudah mencapai setengah meter,” tambah Apandi.
Dalam upaya membantu warga, BPBD bekerja sama dengan beberapa instansi dan puluhan relawan swasta. Jika kondisi semakin darurat, dapur umum akan didirikan untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak, terutama mereka yang rumahnya terendam banjir.
BPBD juga menggandeng Dinas Kesehatan untuk memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat terdampak banjir. Langkah ini dilakukan guna mencegah penyebaran penyakit musiman yang kerap muncul dalam situasi banjir. Apandi mengimbau masyarakat agar tetap waspada namun tenang. “Hubungi petugas jika memerlukan bantuan, kami akan segera membantu,” tutupnya.
Dengan curah hujan yang masih tinggi, BPBD terus memaksimalkan upaya penanggulangan banjir. Apandi menegaskan, meskipun faktor alam tidak dapat dihindari, sinergi antarinstansi dan masyarakat menjadi kunci mengatasi dampak bencana.