Syekh Muhammad Hisham Kabbani, seorang ulama Sufi ternama, meninggal dunia pada Kamis, 5 Desember 2024, di usia 79 tahun. Berita ini diumumkan melalui akun Instagram resminya, meninggalkan kesedihan mendalam bagi umat Muslim di seluruh dunia. “Dengan hati yang hancur, kami mengabarkan bahwa Syekh Hisham Kabbani telah berpulang ke sisi Allah,” tulis akun @Hishamkabbani.
Dalam pengumuman tersebut, para pengikut dan murid Syekh Kabbani diminta untuk melaksanakan salat Ghaib, membaca Surah Yasin dan Surah Al-Mulk, serta melakukan amal jariyah seperti bersedekah dan memberi makan kepada yang membutuhkan. Semua amal tersebut diharapkan dapat dihadiahkan untuk Syekh Kabbani sebagai bentuk penghormatan dan doa.
Ucapan belasungkawa datang dari berbagai kalangan, termasuk ulama terkemuka Pakistan, Dr. Muhammad Tahirul Qadri. Lewat akun X pribadinya, @TahirulQadri, ia menyampaikan rasa dukanya. Ia menyebutkan bahwa Syekh Kabbani adalah seorang ulama yang disegani dan seorang pembimbing yang dikenal karena ketakwaan dan komitmennya terhadap kebenaran. Ia juga berdoa agar Allah mengangkat derajat almarhum ke surga dan menjadikan makamnya sebagai taman surga.
Dr. Qadri menghargai jasa Syekh Kabbani yang gigih menyebarkan ajaran agama serta melayani umat. Ia menekankan bahwa Syekh Kabbani mengikuti jejak silsilah spiritual yang dirintis oleh Syekh Nazim Adil al-Haqqani, seorang guru besar Sufi. Ia pun berharap Allah menerima amal ibadah Syekh Kabbani dan meningkatkan derajatnya di sisi-Nya.
Syekh Hisham Kabbani, yang lahir pada 28 Januari 1945 di Lebanon, dikenal karena perannya dalam menyebarkan ajaran Sufisme. Ia juga sangat vokal dalam mengkritik ekstremisme kekerasan yang meresahkan umat Muslim. Kritiknya terhadap radikalisasi membuatnya dikenal luas, meskipun pandangannya sempat menimbulkan kontroversi, terutama di kalangan sebagian komunitas Muslim di Amerika.
Syekh Kabbani memiliki latar belakang pendidikan yang luar biasa. Ia memulai studi di bidang teknik kimia di Universitas Amerika di Beirut, lalu melanjutkan pendidikan kedokterannya di Belgia. Namun, perjalanan intelektualnya akhirnya mengarah pada bidang hukum di Universitas Damaskus. Di dunia spiritual, Syekh Kabbani memimpin Thariqat Naqsyabandiyah Haqqani di Amerika, sebuah organisasi Sufi yang berpengaruh.
Syekh Kabbani juga aktif dalam berbagai pertemuan internasional, termasuk di Spanyol, Malaysia, dan Indonesia. Pada tahun 2003, ia hadir dalam pertemuan umat Islam di Masjid Istiqlal, Jakarta. Keterikatannya dengan Nahdlatul Ulama (NU) sangat kuat, bahkan pada tahun 2002, ia menyatakan bahwa dirinya merupakan bagian dari NU, karena banyak kesamaan prinsip dalam ajaran dan pandangannya.
Ketika berita wafatnya Syekh Kabbani tersebar, Ketua PBNU, KH Ulil Abshar Abdalla, menyampaikan belasungkawa yang mendalam. Ia mengungkapkan rasa kehilangan besar terhadap seorang guru besar Sufi ini, terutama bagi para murid Syekh Kabbani di Indonesia.