Meningkatnya Penggunaan Antidepresan di Singapura

by unsplash

Kesehatan mental di Singapura semakin menjadi perhatian utama, dengan lebih banyak warganya yang mengonsumsi obat antidepresan. Pada tahun 2022 hingga 2023, sekitar 53.000 orang diresepkan obat golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI). Obat ini telah ada sejak akhir 1980-an dan menjadi pilihan utama dalam pengobatan depresi serta gangguan kecemasan. SSRI bekerja dengan meningkatkan kadar serotonin di otak, yang berperan dalam mengatur suasana hati.

Jumlah resep SSRI di Singapura terus meningkat, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan mencapai 5 persen. Pada periode 2017 hingga 2021, angka ini bahkan mencatatkan kenaikan sebesar 20 persen. Salah satu faktor yang memengaruhi peningkatan ini adalah semakin terbukanya masyarakat terhadap masalah kesehatan mental. Stigma terhadap penyakit mental yang sebelumnya kuat, kini mulai berkurang, memudahkan orang untuk mencari bantuan.

Dr. Victor Kwok, seorang psikiater senior, menyebutkan bahwa pasien yang datang ke klinik semakin banyak berasal dari kalangan dewasa muda. Mereka lebih mampu mengenali gejala kesehatan mental yang mereka alami dan datang dengan kesadaran yang lebih tinggi. Bahkan, mereka sering kali berbicara menggunakan bahasa yang hampir mirip dengan terapis, menunjukkan pemahaman yang mendalam terhadap kondisi mereka.

Pandemi COVID-19 memperburuk kondisi ini, dengan banyak orang yang merasa terisolasi dan kesulitan menghadapinya. Namun, di sisi lain, peningkatan jumlah pasien yang mencari pertolongan adalah hal yang positif, karena ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin menerima kenyataan bahwa menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Dengan semakin banyaknya individu yang mengakses pengobatan yang tepat, diharapkan kesejahteraan mental masyarakat Singapura akan terus membaik.

Populer video

Berita lainnya