Peringatan Hari Guru Nasional tahun ini membawa kebahagiaan tersendiri bagi 165 ribu Guru Tenaga Kependidikan (GTK) di madrasah seluruh Indonesia. Melalui kolaborasi Kementerian Agama (Kemenag) dan BPJS Ketenagakerjaan, para guru kini mendapatkan perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (Jamsostek), menghapus sebagian besar kecemasan mereka dalam menjalankan tugas mulia mendidik generasi bangsa.
Momentum ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam mendukung penguatan sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan berkualitas, sejalan dengan visi besar Presiden Prabowo Subianto. Menteri Agama, Nasaruddin Umar, dalam acara puncak Hari Guru di Jakarta (29/11), menegaskan keseriusannya dalam meningkatkan kesejahteraan GTK madrasah yang kerap luput dari perhatian.
“Melalui perlindungan ini, kami ingin memastikan guru madrasah dapat bekerja tanpa rasa cemas terhadap risiko yang bisa terjadi. Perlindungan ini juga sebagai bentuk apresiasi terhadap jasa besar mereka,” ungkap Nasaruddin.
Hingga November 2024, sebanyak 388 ribu GTK Madrasah telah tercakup dalam program BPJS Ketenagakerjaan, setara dengan 60 persen dari jumlah keseluruhan. Total manfaat yang disalurkan, termasuk Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian, telah mencapai angka Rp10,67 miliar. Ini membuktikan bahwa risiko nyata yang dihadapi guru madrasah kini mendapat perhatian serius dari negara.
Dalam acara tersebut, santunan senilai Rp42 juta per orang juga diserahkan kepada ahli waris tiga GTK Madrasah yang telah meninggal dunia. Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo, berharap regulasi baru segera diterbitkan untuk memastikan seluruh guru madrasah terlindungi secara menyeluruh.
Dukungan berupa kebijakan yang kuat diyakini akan semakin meringankan langkah para guru dalam mencetak generasi penerus bangsa, menjadikan mereka lebih fokus mendidik tanpa dibayangi rasa cemas. Harapannya, perlindungan ini mampu berbanding lurus dengan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.