Berlliana Lovell, seorang selebgram yang kini dikenal luas di media sosial, memiliki kisah hidup yang tak biasa. Sebelum menikmati popularitas seperti sekarang, ia pernah menjalani masa-masa sulit sebagai pengamen jalanan di Bandung pada tahun 2010. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, ia berbagi perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan.
Berlliana mengungkapkan bahwa ia memutuskan meninggalkan rumah setelah lulus SMA untuk mencari jati diri. Keputusan ini membawanya pada kehidupan yang serba terbatas secara ekonomi. Bersama teman-temannya, ia mengamen di jalanan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Dulu aku ngamen buat makan karena nggak kerja dan nggak punya uang. Teman-temanku juga ikut ngamen, jadi terasa lebih ringan,” kenangnya.
Meski berada dalam keterbatasan, Berlliana tidak memandang masa itu sebagai beban. Ia justru menganggapnya sebagai salah satu periode paling membahagiakan dalam hidupnya. “Saat itu hidup terasa simpel. Aku nggak mikirin barang mahal atau keinginan besar. Bisa makan saja sudah cukup membuatku bahagia,” ungkapnya dengan senyum.
Dalam sehari, Berlliana biasanya mendapatkan penghasilan sekitar Rp 20 ribu dari hasil mengamen. Uang tersebut digunakan untuk kebutuhan dasar seperti makanan dan minuman. Meskipun tak berlebihan, ia merasa cukup dengan apa yang dimilikinya saat itu.
Kini, setelah meraih kesuksesan sebagai selebgram ternama, Berlliana tidak melupakan masa lalunya. Ia tetap menjaga hubungan baik dengan teman-teman lamanya yang dulu mengamen bersama. Bahkan, ia masih sesekali bernyanyi bersama mereka ketika berkunjung ke Bandung. “Aku senang bisa kembali bernyanyi dengan mereka, meskipun sekarang uangnya untuk mereka saja,” ujarnya dengan penuh kehangatan.
Kisah hidup Berlliana menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama generasi muda yang sedang berjuang menghadapi tantangan hidup. Melalui pengalamannya, ia menunjukkan bahwa kebahagiaan tidak selalu berasal dari materi. “Aku percaya hidup sederhana itu nggak salah, yang penting kita selalu menghargai apa yang kita punya,” tutup Berlliana, menyampaikan pesan bijaknya.