Gaji alumni LPDP ternyata jadi sorotan, terutama untuk melihat sejauh mana kontribusi mereka setelah menyelesaikan studi. Menariknya, data terbaru dari Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa mayoritas atau sekitar 40 persen alumni menerima gaji Rp 3 juta hingga Rp 8 juta per bulan. Jumlah ini mencakup alumni yang telah menyelesaikan studi sejak 2013 hingga Oktober 2024, dengan total 25.116 orang, meski hanya sekitar 15 ribu alumni yang terlibat dalam tracer studi ini.
Sementara itu, 23 persen alumni lainnya mendapatkan gaji di bawah Rp 3 juta per bulan. Namun, ada kabar baik dari segelintir alumni yang menerima gaji fantastis, yakni di atas Rp 50 juta per bulan, meskipun jumlahnya hanya 3 persen. Di sisi lain, 17 persen alumni menikmati gaji Rp 8 juta hingga Rp 15 juta per bulan, yang mencerminkan peluang kerja yang lebih baik bagi mereka yang berhasil memanfaatkan keahlian dan koneksi selama studi.
Menariknya, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro, menyampaikan pandangan bahwa alumni LPDP sebaiknya tidak diwajibkan pulang ke Indonesia setelah studi. Menurutnya, kondisi di dalam negeri belum sepenuhnya mendukung pengembangan keahlian mereka. Ia menambahkan, karya para alumni tetap bisa memberi kontribusi besar bagi Indonesia meskipun dilakukan di luar negeri, karena “di mana pun mereka berada, mereka tetap Merah Putih.”
LPDP selama ini dikenal sebagai beasiswa bergengsi yang mendanai studi magister dan doktoral baik di dalam maupun luar negeri. Kampus seperti UGM menjadi pilihan favorit dalam negeri, sementara Inggris menjadi tujuan utama para pelamar internasional.
Dengan adanya data ini, muncul tantangan baru bagi Indonesia untuk menciptakan lebih banyak peluang kerja dan lingkungan yang mendukung agar para alumni bisa berkontribusi maksimal di tanah air. Jika kondisi ini terus dibenahi, potensi besar para lulusan LPDP tentu akan lebih terasa dampaknya bagi kemajuan bangsa.
