Sejarah Hari Perhubungan Darat Nasional di Indonesia

Pict by Instagram

Tanggal 22 November setiap tahun diperingati sebagai Hari Perhubungan Darat Nasional. Peringatan ini menjadi momen refleksi atas pentingnya transportasi darat bagi masyarakat Indonesia. Hari ini berbeda dengan Hari Perhubungan Nasional yang dirayakan setiap 17 September.

Hari Perhubungan Darat Nasional diinisiasi oleh Kementerian Perhubungan RI pada tahun 1971. Tujuannya adalah menjadikan transportasi darat sebagai akses utama masyarakat. Setelah Indonesia merdeka, jalur darat tetap menjadi pilihan utama untuk mobilitas. Moda transportasi darat yang beragam, seperti kereta api, bus, angkutan umum, hingga peran pejalan kaki, menjadi bagian penting dalam pengembangan sektor ini.

Jauh sebelum era modern, masyarakat Indonesia menggunakan transportasi berbasis tenaga manusia dan hewan. Kuda, pedati, gerobak, andong, hingga becak menjadi alat angkut utama. Perkembangan transportasi darat di Indonesia mulai signifikan sejak kemerdekaan, dengan dominasi moda seperti bus, angkot, dan kereta api.

Namun, peran kolonial Belanda, Inggris, dan Jepang juga berpengaruh besar dalam pengembangan transportasi darat modern. Contohnya adalah Jalur Pantai Utara (Pantura) atau Jalur Daendels, yang membentang dari Anyer hingga Panarukan sejauh 1.000 km. Jalur ini menjadi simbol penting pembangunan infrastruktur transportasi darat.

Saat ini, transportasi darat mendominasi dibanding moda laut dan udara. Pemerintah terus mendorong peningkatan kualitas transportasi darat, terutama angkutan umum, agar semakin modern dan mudah diakses masyarakat. Dengan peringatan Hari Perhubungan Darat Nasional, diharapkan masyarakat semakin termotivasi menggunakan moda transportasi umum.

Populer video

Berita lainnya