Isu mengenai anggur Shine Muscat yang terkontaminasi 50 zat kimia berbahaya di Thailand telah menjadi perhatian publik. Banyak warganet mendesak agar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia segera turun tangan. Mereka meminta BPOM untuk mengawasi peredaran anggur tersebut yang juga dijual di Indonesia. “Di toko buah dan swalayan banyak yang menjual anggur jenis ini, BPOM tolong ikut turun tangan,” tulis salah satu warganet.
Menanggapi hal ini, Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, menyatakan bahwa pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian. Mereka akan memeriksa apakah anggur Shine Muscat di Indonesia juga terkontaminasi zat berbahaya. Hingga kini, belum ada laporan terkait temuan residu pestisida pada anggur tersebut di Indonesia.
Taruna juga menegaskan bahwa BPOM akan bekerja sama dengan badan karantina pertanian untuk melakukan pengawasan lebih ketat. BPOM akan mengambil sampel dari beberapa toko dan pasar untuk memastikan keamanan produk ini.
Menurut Taruna, jenis residu pestisida yang ditemukan dapat menimbulkan berbagai penyakit, termasuk kanker dan kerusakan hati. Hal ini menjadi perhatian serius BPOM. “Kami akan segera bertindak dan berkoordinasi dengan kementerian terkait,” tegasnya.
Sebelumnya, Thai Pesticide Alert Network (Thai-PAN) melaporkan bahwa sebagian besar sampel anggur Shine Muscat yang diuji di Thailand mengandung residu kimia berbahaya. Sebanyak 14 bahan kimia berbahaya ditemukan dalam konsentrasi di atas batas yang diizinkan. Total ada 50 residu kimia yang terdeteksi, 22 di antaranya tidak diatur oleh hukum Thailand, seperti triasulfuron dan cyflumetofen. BPOM Indonesia berkomitmen untuk terus memantau situasi ini demi melindungi konsumen dari risiko kesehatan yang ditimbulkan.