Grub musik yang beraliran rock asal Yogyakarta, Majelis Lidah Berduri merilis single baru berjudul Kabar dari Penyusup (Negara dalam Keadaan Kuncitara).Lagu tersebut merupakan single kedua, setelah Serampang (2023), dan menjadi bagian dari album Hujan Orang Mati yang akan segera tiba.
Band ini punya cerita panjang sebelum Kabar dari Penyusup (Negara dalam Keadaan Kuncitara) akhirnya dirilis.
“Buat kalian yang pernah sempat mendengarkan lagu-lagu dari HOM setahun terakhir ini, di beberapa panggung secara langsung maupun di dua sesi dengar terbatas, lagu ini pun mungkin kejutan buat kalian,” ungkap Majelis Lidah Berduri melalui keterangan resmi, Kamis 27/10.
“Kenyataannya, lagu ini tak mungkin ada tanpa pertemuan antara materi di album tersebut dengan kalian. Lagu ini masih berupa draft ketika kami mampir di Surabaya, hampir dibuang sebelum kami mampir di Bandung. Bagi kalian yang awas, bangunan dasar lagu ini memang bandel, mengejar kami sejak lama sekali, pantang menyerah.”, sambung band yang beranggotakan tujuh orang tersebut.
Majelis Lidah Berduri mengatakan bahwa lagu Kabar dari Penyusup (Negara dalam Keadaan Kuncitara) merupakan lagu tentang sekarang, suatu konsep waktu yang paling bengis, licin, sulit. Lebih bengis dari dahulu yang penuh dengki dan cemburu, lebih bengis dari nanti yang kedap cahaya.
“Sungguh tak terbayangkan, pernah ada dunia di mana sekarang belum datang, belum jadi tujuan, alasan. Apakah sekarangmu sama dengan sekarang kami? Ini kami tak tahu pasti. Bagaimana bentuk sekarangmu? Apakah keadaan baik-baik saja pada sekarangmu? Apakah masih tertanggungkan, sekarangmu? Lebih jauh lagi, bagaimana dengan yang terusir dari sekarang? Sekarang sebagai milik bersama, apakah bisa?”, lanjut mereka.
Lagu tersebut dalam sepekan terakhir hanya bisa dinikmati melalui kanal Youtube, karena alesan dan gagasan yang sangat sederhana dibalik proses tersebut.
“gagasan visual tak keruan kami malah diganjar gerak dan kehadiran ajaib tubuh liat Ari Dwianto, aktor-kreator kepala Studio Raga di Garasi Performance Institute. Dentuman besar itu Diana, kuda betina berusia tiga tahun yang bisa kalian temui di seputaran Malioboro, bintang sesungguhnya. “, pungkas mereka.
Lirik lagu tersebut di buat oleh Ugoran Prasad, musik dan aransemennya diciptakan bersama oleh Majelis Lidah Berduri serta direkam di Studio Kua Etnika, Yogyakarta pada September 2024 yang lalu.