Sardonic horror adalah subgenre unik dalam dunia horor yang memadukan elemen kengerian dengan humor sinis dan satir. Alih-alih sekadar menakut-nakuti, sardonic horror menawarkan pengalaman yang lebih kompleks dengan mengajak penonton atau pembaca untuk melihat sisi gelap masyarakat melalui kacamata sarkasme dan ironi. Humor dalam subgenre ini tidak sekadar untuk membuat tertawa, tetapi untuk menyoroti ketidaksempurnaan, kebodohan, dan korupsi moral dalam kehidupan sehari-hari.
Ciri khas sardonic horror adalah penggunaannya terhadap situasi ekstrem—penuh darah, kekerasan, atau teror—yang dipadukan dengan komentar sinis atau perendahan terhadap norma sosial. Karakter dalam cerita sering kali digambarkan sebagai individu yang egois, hipokrit, atau tidak memiliki rasa empati, mencerminkan perilaku manusia dalam masyarakat modern. Sementara di satu sisi horor tersebut menakutkan, di sisi lain ia mengundang penonton untuk tertawa getir atau merasa tidak nyaman dengan kebenaran pahit yang disampaikan.
Contoh klasik dari elemen sardonic horror bisa ditemukan dalam film American Psycho (2000). Film ini mengikuti kisah Patrick Bateman, seorang bankir Wall Street yang tampak sempurna di luar, tetapi menyembunyikan sifat psikopat di balik gaya hidup mewahnya. Lewat kekerasan ekstrem yang disajikan dengan dingin, film ini secara sinis mengkritik konsumerisme dan obsesi masyarakat terhadap citra dan status sosial.
Selain itu, karya-karya Jordan Peele seperti Get Out (2017) dan Us (2019) juga menghadirkan kritik sosial melalui horor yang penuh sindiran. Peele menggunakan elemen-elemen horor tradisional untuk mengekspos isu-isu rasisme, ketimpangan sosial, dan identitas, sekaligus memberikan humor gelap yang menambah kedalaman cerita.
Sardonic horror mengundang penikmatnya untuk lebih dari sekadar takut—ia memaksa kita untuk memikirkan realitas sosial di balik kengerian. Subgenre ini mencerminkan kekacauan dan absurditas dunia modern, dengan pesan bahwa terkadang, kengerian terbesar bukan datang dari monster fiktif, tetapi dari perilaku manusia itu sendiri.
Dengan pendekatannya yang sinis, sardonic horror menawarkan perspektif baru dalam menikmati cerita horor: perpaduan antara ketakutan dan tawa getir yang meninggalkan kesan mendalam.