HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, membuat penderitanya rentan terhadap berbagai infeksi oportunistik, termasuk meningitis. Meningitis adalah peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang yang bisa disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit. Pada penderita HIV, beberapa jenis meningitis sering terjadi dan bisa membahayakan jiwa bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
1. Meningitis Kriptokokus
Salah satu bentuk meningitis yang paling sering ditemukan pada penderita HIV adalah meningitis kriptokokus, yang disebabkan oleh jamur Cryptococcus neoformans. Infeksi ini biasanya menyerang ketika jumlah sel CD4 (sel kekebalan tubuh) penderita HIV turun di bawah 200 sel/mm³. Pada orang dengan sistem imun sehat, infeksi ini jarang terjadi, tetapi pada penderita HIV/AIDS, meningitis kriptokokus menjadi salah satu penyebab kematian utama jika tidak segera diobati. Gejala meliputi sakit kepala berat, leher kaku, demam, dan kebingungan mental.
2. Meningitis Tuberkulosis
Pada wilayah dengan prevalensi tinggi tuberkulosis, HIV meningkatkan risiko terkena meningitis tuberkulosis. Bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat menyebar ke otak melalui aliran darah, menyebabkan peradangan pada selaput otak. Kondisi ini membutuhkan terapi anti-tuberkulosis dan perawatan jangka panjang agar infeksi bisa dikendalikan.
3. Meningitis Bakteri Akut
Sistem kekebalan tubuh yang lemah pada penderita HIV juga membuat mereka lebih rentan terhadap meningitis bakteri yang disebabkan oleh bakteri seperti Streptococcus pneumoniae atau Haemophilus influenzae. Infeksi ini berkembang cepat dan memerlukan penanganan segera dengan antibiotik untuk mencegah komplikasi serius seperti kerusakan otak permanen.
4. Pencegahan dan Penanganan
Penanganan meningitis pada penderita HIV memerlukan perawatan medis intensif, termasuk obat antijamur, antibiotik, atau terapi anti-TB, tergantung pada jenis meningitis yang dialami. Selain itu, terapi antiretroviral (ARV) sangat penting untuk memperkuat sistem imun dan menurunkan risiko infeksi oportunistik seperti meningitis. Penderita HIV harus mematuhi pengobatan ARV dan rutin memeriksa status kekebalan tubuh untuk mencegah komplikasi.
Dengan perawatan yang tepat, risiko meningitis pada penderita HIV dapat berkurang secara signifikan. Kesadaran akan hubungan antara HIV dan meningitis sangat penting agar penderita HIV dapat segera mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang dibutuhkan.