Beberapa waktu lalu muncul berita mengenai permintaan dari Asosiasi Sepak Bola Bahrain kepada AFC dan FIFA agar pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Indonesia dan Bahrain yang dijadwalkan berlangsung pada Maret mendatang tidak digelar di Indonesia. Isu ini mencuat setelah terjadinya serangan siber oleh netizen Indonesia terhadap Bahrain.
Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, memberikan tanggapan resmi terkait hal ini. Dalam wawancaranya, Arya menegaskan bahwa PSSI belum menerima surat resmi dari AFC mengenai permintaan tersebut. Hingga saat ini, semua informasi yang beredar masih sebatas laporan dari media. Meski demikian, PSSI telah bersiap untuk merespons potensi surat resmi dari AFC dengan menyusun surat proaktif yang akan menegaskan kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah yang aman.
Arya juga menyoroti pentingnya prinsip “fairness” dalam sepak bola internasional, terutama dalam hal keuntungan tuan rumah. Ketika Bahrain menjadi tuan rumah pada pertandingan sebelumnya, mereka menikmati keuntungan seperti familiaritas dengan lapangan, iklim, serta dukungan dari suporter. Oleh karena itu, wajar jika Indonesia juga mengharapkan kesempatan yang sama untuk menjadi tuan rumah tanpa adanya intervensi atau penolakan yang tidak berdasar.
Terkait kekhawatiran Bahrain terhadap serangan siber yang dilancarkan netizen Indonesia, Arya menegaskan bahwa hal tersebut hanya terjadi di dunia maya. Masyarakat Indonesia, menurutnya, dikenal ramah dan tidak pernah melakukan aksi fisik yang membahayakan para tamu, termasuk para pemain sepak bola dari negara lain. Selain itu, Arya juga mengingatkan bahwa Indonesia baru saja sukses menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 tanpa insiden keamanan apapun. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang aman untuk menggelar pertandingan sepak bola internasional.
Arya menambahkan bahwa PSSI siap menjamin keamanan dan kenyamanan tim Bahrain saat berada di Indonesia. Ia berharap netizen Indonesia juga dapat lebih bijak dalam menggunakan media sosial agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau memicu kekhawatiran yang tidak perlu dari pihak lawan.
Mengenai kemungkinan perpindahan lokasi pertandingan, Arya menjelaskan bahwa hal tersebut biasanya hanya terjadi jika ada kondisi force majeure, seperti perang atau bencana alam, yang mengancam keamanan. Namun, situasi di Indonesia saat ini sangat stabil, dan tidak ada alasan kuat untuk memindahkan pertandingan.
Selain itu, Arya juga menyinggung surat protes yang dikirimkan PSSI kepada AFC terkait kepemimpinan wasit dalam pertandingan sebelumnya antara Indonesia dan Bahrain. PSSI telah mengirimkan protes ke FIFA setelah mendapat balasan dari AFC yang menyatakan bahwa masalah tersebut berada di luar yurisdiksi mereka. Kini, PSSI tengah menunggu tanggapan resmi dari FIFA.
Terkait evaluasi hasil pertandingan Indonesia melawan Bahrain dan Cina, Arya menyatakan bahwa PSSI akan melakukan evaluasi menyeluruh. Evaluasi ini akan mencakup aspek teknis dan non-teknis, seperti dukungan federasi terhadap timnas dan performa pemain. PSSI juga akan berdiskusi dengan pelatih untuk mengevaluasi strategi serta komposisi tim guna mempersiapkan pertandingan mendatang melawan Jepang dan Arab Saudi.
Dengan semangat optimisme, Arya menegaskan bahwa Indonesia menargetkan kemenangan dalam pertandingan kualifikasi berikutnya untuk menjaga peluang lolos ke Piala Dunia 2026. PSSI berkomitmen untuk terus mendukung timnas dalam upaya mencapai target 15 poin di fase kualifikasi ini.